BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latarbelakang
Guru sebagai penggiat memiliki peran yang
penting terhadap proses optimalisasi diri siswa untuk menghasilkan perubahan
prilaku yang relatif permanent, berdasarkan alasan itulah seorang guru
hendaknya mampu merencanakan serta menciptakan suasana atau lingkungan belajar
secara kondusif bagi siswa-siswanya. Namun, yang perlu digaris bawahi adalah
bahwa guru bukanlah satu-satunya sumber belajar, dengan posisinya sebagai
penggiat tadi ia pun harus mampu merencanakan serta menciptakan sumber-sumber
belajar yang lainnya. Sumber itulah yang nantinya dapat dijadikan sebagai penyalur
atau penghubung pesan ajar yang diadakan dan atau diciptakan secara terencana
oleh para guru atau pendidik, sumber tersebut biasa dikenal sebagai media
pembelajaran. Media pembelajaran dijadikan sebagai penghubung antara guru dan
siswa agar tercipta komunikasi yang efektif.
Dalam dunia pendidikan, seorang guru muslim seyogyanya menjadikan Al
Qur’an sebagai pedoman dalam mengajar. Menjadikannya sebagai referensi awal
dalam segala hal yang akan ia ajarkan. Karena sesungguhnya Al Qur’an merupakan
sebuah kitab yang universal dalam menerangkan segala persoalan, termasuk
didalamnya mengenai media dalam pendidikan.
إِنَا
أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ
Artinya: “Sungguh Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an berbahasa
Arab,agar kamu mengerti.”(QS.
Yusuf,12:2)
Ada banyak ayat yang bertebaran dalam Al-Quran
senada dengan ayat diatas menariknya ayat diatas ditutup dengan kalimat “la’allakum
ta’qiluun” mudah-mudahan kalian menjadi orang yang berpikir dan berakal.
Berdasarkan ayat ini jelas, menelaah Al-Qur’an yang berbahasa Arab dapat
mengembangkan pemetaan pikiran, sedangkan pikiran yang terpetakan secara baik
menjadi embrio bagi kemampuan mencari dan memecahkan persoalan. Dalam hal
ini,benar apa yang dikatakan seyyed hossein nasr, membaca dan menelaah
Al-Qur’an bukan hanya mencerdaskan hati, melainkan mencerdaskan akal-rasional.
Akan tetapi masalah utama yang muncul adalah perbedaan bahasa. Disatu sisi
AlQuran berbahasa Arab, disisi lain para user (pembacanya) bahasa ibunya
bukan bahasa Arab.
Belajar bahasa merupakan usaha yang tidak
gampang dan kadang menjenuhkan, bahkan kadang kala membuat orang frustasi. Hal
tersebut merupakan hambatan dalam mendalami ilmu bahasa Arab, Untuk
mengatasinya maka kehadiran media pembelajaran bahasa Arab sangatlah
diperlukan. Dalam dunia pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar
untuk menyampaikan pesan yang bersifat
abstrak kepada peserta didik sebaiknya dihadirkan dalam bentuk konkrit, guna mendekatkan pesan-pesan tersebut agar
dapat diterima oleh peserta didik.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latarbelakang di atas, penulis perlu membatasi permasalahan yang akan dibahas,
karena banyaknya penjabaran yang berkaitan dengan masalah tersebut. Adapun
permasalahan yang akan dibahas adalah :
1.
Apa pengertian
bahasa dan fungsi bahasa menurut perspektif Al-qur’an ?
2.
Apa pengertian
media pembelajaran dan fungsi media pembelajaran menurut prespektif Al-qur’an ?
3.
Apa hubungan
bahasa dan media pembelajaran ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Bahasa dan fungsinya
berdasarkan prespektif Al-qur’an
1.
Hakikat Bahasa
Bahasa adalah
realitas yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tumbuh kembangnya manusia
pengguna bahasa itu. Realitas bahasa dalam kehidupan ini semakin menambah
kuatnya eksistensi manusia sebagai makhluq berbudaya dan beragama. Kekuatan
eksistensi manusia sebagai makhluq berbudaya dan beragama antara lain
ditunjukkan oleh kemampuannya memproduksi karya-karya besar berupa sains,
teknologi dan seni yang tidak terlepas dari peran-peran bahasa yang
digunakannya. Namun dalam konteks lain, bahasa bisa dijadikan propaganda,
bahkan peperangan yang yang bisa membahayakan sesama jika pengguna bahasa tidak
lagi melihat rambu-rambu agama dan kemanusiaan dalam penggunaanya.
Dalam makna
lain bahwa bahasa sangat terbuka untuk dilihat dari berbagai sudut pandang yang
berbeda. Justru ragam definisi ini akan semakin memberikan penjelasan tentang
sosok bahasa yang sesungguhnya. Berikut ini beberapa definisi yang dikemukakan
oleh para ahli :
·
Menurut
Al-Khuli (1982 : 148), bahasa adalah sistem suara yang terdiri atas simbol-simbol
abriter (manasuka) yang digunakan oleh seseorang atau sekelompok orang
untuk bertukar pikiran atau berbagi rasa.
·
Menurut Ba’labaki
(1990 : 272) bahasa adalah sistem yang terbentuk oleh simbol-simbol diusahakan
dan dapat berubah untuk mengekspresikan tujuan pribadi atau komunikasi ntar
individu.
·
Menurut ‘Abd
al-Majid (1952 : 15), bahasa adalah kumpulan isyarat yang digunakan oleh
orang-orang untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, emosi, dan keinginan.
·
Menurut Anis
Farihah (1973 : 14), bahasa adalah gejala psikologis, sosial, kultural, tidak
bersifat biologis, dapat diusahakan, terdiri atas simbol-simbol ssuara yang
mengandung makna sehingga seseorang dapat berkomunikasi.
·
Menurut Ronald
Wardaugh (1972 : 3), bahasa adalah sistem simbol ujaran yang arbitrer
yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi.[1]
Dari berbagai definisi itu dapat diambil besimpulan bahwa hakikat
bahasa itu :
a.
Bahasa itu
Sistematik
Sistematik artinya beraturan atau
berpola. Bahasa memiliki sistem bunyi dan sistem makna yang beraturan. Dalam
hal bunyi, tidak sembarangan bunyi bisa dipakai sebagai suatu simbol dari suatu
rujukan (referent) dalam berbahasa. Bunyi mesti diatur sedemikian rupa sehingga
terucapkan. Kata pnglln tidak mungkin muncul secara alamiah, karena tidak ada
vokal di dalamnya. Kalimat Pagi ini Faris pergi ke kampus, bisa dimengarti
karena polanya sitematis, tetapi kalau diubah menjadi Pagi pergi ini kampus ke
Faris tidak bisa dimengarti karena melanggar sistem.
b.
Bahasa itu
manasuka (Arbitrer)
Manasuka atau arbiter berarti
seenaknya, asal bunyi, mana saja yang disukai bisa muncul tanpa alasan. Arbitrer
artinya selected at random and without reason, dipilih secara acak tanpa
alasan. Ringkasnya, manasuka tidak ada hubungan logis dengan kata-kata sebagai symbol
dengan yang disimbolkan.
c.
Bahasa itu vocal
Vokal dalam hal ini berarti bunyi.
Bahasa mewujud dalam bentuk bunyi. Kemajuan teknologi dan perkembangan
kecerdasan manusia memang telah melahirkan bahasa dalam wujud tulis, tetapi
sistem tulis tidak bisa menggantikan ciri bunyi dalam bahasa. Sistem penulisan
hanyalah alat untuk menggambarkan arti di atas kertas, atau media keras lain.
Lebih jauh lagi, tulisan berfungsi sebagai pelestari ujaran. Lebih jauh lagi
dari itu, tulisan menjadi pelestari kebudayaan manusia. Kebudayaan manusia
purba dan manusia terdahulu lainnya bisa kita prediksi karena mereka
meninggalkan sesuatu untuk dipelajari. Sesuatu itu antara lain berbentuk
tulisan.
d.
Bahasa itu symbol
Simbol adalah lambang sesuatu,
bahasa juga adalah lambang sesuatu. Titik-titik air yang jatuh dari langit
diberi simbol dengan bahasa dengan bunyi tertentu. Bunyi tersebut jika ditulis
adalah hujan. Hujan adalah simbol linguistik yang bisa disebut kata untuk
melambangkan titik-titik air yang jatuh dari langit itu. Simbol bisa berupa
bunyi, tetapi bisa berupa goresan tinta berupa gambar di atas kertas. Gambar
adalah bentuk lain dari simbol. Potensi yang begitu tinggi yang dimiliki bahasa
untuk menyimbolkan sesuatu menjadikannya alat yang sangat berharga bagi
kehidupan manusia. Tidak terbayangkan bagaimana jadinya jika manusia tidak
memiliki bahasa, betapa sulit mengingat dan menkomunikasikan sesuatu kepada
orang lain.
e.
Bahasa itu
mengacu pada dirinya (obyek)
Sesuatu disebut bahasa jika ia
mampu dipakai untuk menganalisis bahasa itu sendiri. Binatang mempunyai
bunyi-bunyi sendiri ketika bersama dengan sesamanya, tetapi bunyi-bunyi yang
meraka gunakan tidak bisa digunakan untuk membelajari bunyi mereka sendiri.
Berbeda dengan halnya bunyi-bunyi yang digunakan oleh manusia ketika
berkomunikasi. Bunyi-bunyi yang digunakan manusia bisa digunakan untuk
menganalisis bunyi itu sendiri. Dalam istilah linguistik, kondisi seperti itu
disebut dengan metalaguage, yaitu bahasa bisa dipakai untuk membicarakan bahasa
itu sendiri. Linguistik menggunakan bahasa untuk menelaah bahasa secara ilmiah.
f.
Bahasa itu
manusiawi
Bahasa itu manusiawi dalam arti
bahwa bahwa itu adalah kekayaan yang hanya dimiliki umat manusia. Manusialah
yang berbahasa sedangkan hewan dan tumbuhan tidak. Para hali biologi telah
membuktikan bahwa berdasarkan sejarah evolusi, sistem komunikasi binatang
berbeda dengan sistem komunikasi manusia, sistem komunikasi binatang tidak
mengenal ciri bahaya manusia sebagai sistem bunyi dan makna. Perbedaan itu kemudian
menjadi pembenaran menamai manusia sebagai homo loquens atau binatang yang
mempunyai kemampuan berbahasa. Karena sistem bunyi yang digunakan dalam bahasa
manusia itu berpola makan manusia pun disebut homo grammaticus, atau hewan yang
bertata bahasa.
g.
Bahasa itu
komunikasi
Fungsi terpenting dan paling terasa
dari bahasa adalah bahasa sebagai alat komunikasi dan interakasi. Bahasa
berfungsi sebagai alat memperaret antar manusia dalam komunitasnya, dari
komunitas kecil seperti keluarga, sampai komunitas besar seperti negara. Tanpa
bahasa tidak mungkin terjadi interaksi harmonis antar manusia,
Dalam Al-qur’an dijelaskan bahwa
hakikat bahasa sebagai alat komunikasi dibagi menjadi dua, bahasa sebagai kata
dan bahasa sebagai fakta.
Bahasa sebagai kata adalah bahwa
melalui kata kita dapat mengungkapkan paresaaan, menerima berita, memperoleh
informasi, menyatakan sesuatu (sedih, senang, gembira). Sedangkan bahasa
sebagai fakta adalah bahwa bahasa menjadi media pemindahan pengetahuan dengan
syarat keselarasannya pada bilangan pengetahuan dan sesuai dengan bermacam
kebutuhan manusia yang berasal dari masyarakatnya. Seperti contoh dalam surat
Ar-rum ayat 50.
2. Dalil Al-qur’an tentang bahasa
Ø Q.S. Al-Baqoroh ayat 30
zN¯=tæur tPy#uä uä!$oÿôF{$# $yg¯=ä. §NèO öNåkyÎztä n?tã Ïps3Í´¯»n=yJø9$# tA$s)sù ÎTqä«Î6/Rr& Ïä!$yJór'Î/ ÏäIwàs¯»yd bÎ) öNçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇÌÊÈ
31. dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman:
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar
orang-orang yang benar!"
Dalam ayat inilah yang menjadi
dasar awal mula munculnya bahasa atau terjadinya awal mula kegiatan berbahasa
“komunikasi”.
Ø Q.S. Ibrahim ayat 4
!$tBur
$uZù=yör&
`ÏB
@Aqߧ
wÎ) Èb$|¡Î=Î/ ¾ÏmÏBöqs% úÎiüt7ãÏ9 öNçlm;
( @ÅÒãsù
ª!$# `tB âä!$t±o
Ïôgtur
`tB
âä!$t±o 4 uqèdur
âÍyèø9$#
ÞOÅ3ysø9$#
ÇÍÈ
4.
Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya
ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan
siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki.
dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.
Al-qur’an
diturunkan dalam bahasa Arab tidak berarti dia untuk bangsa arab saja. Tetapi,
ia diperuntukkan bagi semua manusia.[2]
3. Fungsi bahasa
Beberapa fungsi bahasa dalam
kehidupan manusia antara lain :[3]
·
Bahasa adalah
alat berpikir
Sebuah gagasan atau ide timbul
dalam pikiran belum merupakan bahasa karena belum mempunyai bentuk tertentu.
Tetapi, ketika gagasan itu sudah dituangkan dan diatur urutan unsur-unsur dalam
bentuk kata atau kalimat yang diucapkandengan lisan atau dicatat dengan
symbol-simbol (tulisan), gagasan itu berubah menjadi bahasa karena ia sudah
mempunyai bentuk yang terwujud.
·
Bahasa alat
untuk memenuhi kebutuhan dasar
Semua manusia memiliki kebutuhan
dasar hidup baik secara individu maupun social. Kebutuhan dasar seperti makan,
minum, tidur, dan sebagainya tidak bisa ditunda-tunda sebab menyangkut
kelangsungan hidupnya. Untuk memenuhinya tidak bisa bekerja sendirian, tetapi
memerlukan bantuan manusia lain. Pada saat yang sama ia perlu menggunakan
bahasa sebagai alat untuk mengutarakan maksudnya.
·
Bahasa alat
untuk berekspresi
Bahsa digunakan orang untuk
menyatakan atau mengekspresikan perasaan, emosi, harapan, keinginan, cita-cita,
dan pikiran seseorang. Sebalaiknya, bahasa juga menjadi alat untuk mengerti dan
menghayati perasaan, harapan, keinginan, dan pikiran orang lain.
·
Bahasa media
penghubung antar kelompok
Bahasa merupakan alat komunikasi
seseorang dengan orang lain. Dan menjadi media penghubung antara masyarakat
suatu bangsa satu dan bao/ngsa lainnya.
·
Bahasa salah
satu symbol agama
Tak bisa dipungkiri bahwa bahasa
sangat erat kaitannya dengan agama. Sebab bagaimanapun, pesan-pesan tuha harus
disampaikan melalui bahasa yang dapat dipahami oleh manusia yang melaksanakan
agama itu.
·
Bahasa
pendukung untama pengetahuan
Tidak ada satu pengetahuan pun yang
disampaikan dengan efisien selain lewat media bahasa. Sebagian besar bidang
pengajaran menjadikan bahasa sebagai alat terpenting dan mutlak diperlukan.
Karya besar umat manusia dalam bidang sains, teknologi, seni dan sebagainya
akan mudah dipahamioleh masyarakat dengan bahasa.
·
Bahasa alat
pemersatu
Bangsa yang dibangun oleh kelompok
masyarakat yang berbeda, baik dalam ras-etnis, agama, dan social-ekonomi hanya
dapat bersatu dan kompak jika diikat dan dijalin ileh kesatuan bahasa, misalnya
saja Bahasa Indonesia.
·
Bahasa alat
politik
Salah satu kecenderungan umat
manusia adalah mencari kekuasaan atas manusia lain. Kekuasaan ini senantiasa
dicari dengan berbagai cara yang kadang-kadang menciptakan nuansa persaingan.
Persaingan-persaingan ini dalam konteks tertentu bisa memunculkan gerakan
subvertif untuk mempropagandakan kepentingan-kepentingannya. Dalam konteks
kekinian, misalnya, muncul gerakan intelijen guna melemahkan atau menghancurkan
kekuatan lawan. Dalam hal-hal tertentu, bahasa dapat berfungsi lebih efektif
daripada senjata lainnya.
Ada beberapa ayat yang menjelaskan
tentang fungsi bahasa dalam kehidupan manusia, diantaranya adalah :[4]
·
Q.S.
Al-Qashash ayat 51
* ôs)s9ur $uZù=¢¹ur ãNßgs9 tAöqs)ø9$# öNßg¯=yès9 crã©.xtGt ÇÎÊÈ
51.
dan Sesungguhnya telah Kami turunkan berturut-turut Perkataan ini (Al Quran)
kepada mereka agar mereka mendapat pelajaran
Dalam ayat ini
Allah menjelaskan agar seseorang menggunakan bahasa sebagai alat untuk
memperoleh pelajaran.
Wardhaugh
(1972) seorang pakar sosiolinguistik juga mengatakan bahwa fungsi bahasa adalah
alat komunikasi manusia, baik lisan maupun tulisan. Namun, fungsi ini sudah
mencakup lima fungsi dasar yang menurut Kinneavy disebut fungsi ekspresi,
fingsiinformasi, fungsi eksplorasi, fungsi persuasi, dan fungsi entertainment.
(Michel, 1967:51)[5]
B.
Media dan
perannya berdasarkan prespektif Al-qur’an
1.
Pengertian
media pembelajaran
Adapun kata
pembelajaran adalah memiliki akar kata “belajar”. Belajar yaitu kegiatan
berproses yang memiliki unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan
setiap jenis jenjang pendidikan. Disamping itu, ada pula orang yang memandang
belajar sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada latihan membaca dan
menulis.[6]
Hintzman (1978) dalam bukunya The Psichology of learning and memory berpendapat
bahwa “learnig is a change in organism due to experience vich can affectthe
organism’s behavior”, suatu perubahan yang terjadi dalam diri
organism,manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi
tingkah laku organism tersebut.[7]
Istilah media
pembelajaran memiliki beberapa pengertian. Gerlach dan Ely (1971) misalnya,
memberikan pengertian media secara luas dan secara sempit. Adapaun secara luas
yang dimaksud dengan media pembelajaran adalah setiap orang, materi atau
peristiwa yang memberikan kesempatan pada siswa untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Adapun pengertian secara sempit adalah sarana
nonpersonal (bukan manusia) yang digunakan oleh guru yang memegang peranan
dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan.
Agak berbeda
dengan istilah itu semua adalah definisi yang diberikan oleh Asosiasi
Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA), dikatakan bahwa media
adalah bentuk-bentuk komunikasi baik literal maupun audiovisual serta
peralatan. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca.[8]
Dari beberapa
perbedaan pengertian tentang media pembelajaran, dapat dilihat kesamaan satu
sama lain, yaitu bagaimana pesan atau informasi secara efektif dan efisien
dapat diterima dan selalu diingat oleh pembelajar.[9]
2.
Fungsi media
pembelajaran
Oemar Hamalik
dalam bukunya yang berjudul Psikologi belajar Mengajar (1992),
penggunaan media dalam proses belajar mengajar dapatmembangkitkan rasa ingin
tahu dan minat, membangkitkan motivasi dan rangsangan dalam proses belajar
mengajar, serta dapat mempengaruhi psikologi siswa.
Media
pembelajaran memiliki tiga peranan, yaitu peran sebagai penarik perhatian (attentional
role), peran komunikasi (communication role), dan peran (retention
role). Media pembelajaran penting dalam pembelajaran bahasa asing, termasuk
pembelajaran bahasa Arab.[10]
Media
pembelajaran merupakan wahana penyalur atau wadah pesan pembelajaran. Media
pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar
mengajar. Disamping dapat menarik perhatian siswa, mediapembelajaran juga dapat
menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam setiap mata pelajaran. Dalam
penerapan pembelajaran di sekolah , guru dapat menciptakan suasana belajar yang
menarik perhatian dengan memanfaatkan media pembelajaran yang kreatif, inovatif
dan variatif, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan
proses dan berorientasi pada prestasi belajar.[11]
Secara lebih
detail, Al Fauzan (2003) menyebutkan bahwa media pembelajaran mempunyai peran
yang sangat penting untuk meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar
sebagaimana berikut :[12]
a)
Memperkaya
pengalaman belajar peserta didik
b)
Ekonomis
c)
Meningkatkan
perhatian peserta didik terhadap pelajaran
d)
Membuat
peserta didik lebih siap belajar
e)
Mengikutsertakan
banyak panca indera dalam proses pembelajaran
f)
Meminimalisir
perbedaan persepsi antar guru dan peserta didik
g)
Menambah
konstribusi positif peserta didik dalam memperoleh pengalaman belajar
h)
Membantu
menyelesaikan perbedaan pribadi antar peserta didik.
C.
Hubungan
bahasa dan media pembelajaran
Secara garis besar menurut onong (1994:11-16)
proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara
sekunder :[13]
Pertama, proses
komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang atau symbol
sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi
adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara
langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada
komunikan.
Kedua, proses
komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain sengan menggunakan sarana atau alat sebagai media kedua
setelah memakai lambing sebagai media pertama… surat, telepon,
teleteks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adlah
media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.
Media dalam konteks pembelajaran, dengan
demikian adalah bahasanya guru. Bahasa guru dalam proses pembelajaran tersebut
dapat secara verbal maupun non-verbal.
Allah telah menggambarkan bagaimana proses
pembelajaranm dalam Al-qur’an. Sebelum dijelaskan bagaimana Allah membelajarkan
makhluk-Nya, Allah menjelaskan berbagai sarana yang dapat dijadikan alat
mendapatkan ilmu pengetahuan.
Dengan melihat berbagai macam objek ilmu atau
fenomena, Allah memberikan berbagaimacam tatacara dan sarana yang harus
digunakan untuk meraih pengetahuan. Dalam Q.S. Al-Nahl ayat 78 diisyaratkan
bahwa sarana tersebut adalah pendengaran, penglihatan, akal, serta hati. Dengan
keempat sarana ini manusia bisa melakukan eksperimen, pengamatan, trial and
error, diskusi dan berbagai cara-cara yang lain dengan memaksimalkan keempat
sarana tersebut.[14]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hakikat
bahasa adalah :
a.
Bahasa itu
Sistematik
b.
Bahasa itu
manasuka (Arbitrer)
c.
Bahasa itu
vocal
d.
Bahasa itu
symbol
e.
Bahasa itu
mengacu pada dirinya (obyek)
f.
Bahasa itu
manusiawi
g.
Bahasa itu
komunikasi
2. Fungsi bahasa adalah :
·
Bahasa adalah
alat berpikir
·
Bahasa alat
untuk memenuhi kebutuhan dasar
·
Bahasa alat
untuk berekspresi
·
Bahasa media
penghubung antar kelompok
·
Bahasa salah
satu symbol agama
·
Bahasa
pendukung untama pengetahuan
·
Bahasa alat
pemersatu
·
Bahasa alat
politik
3. Dari beberapa perbedaan pengertian tentang
media pembelajaran, dapat dilihat kesamaan satu sama lain, yaitu bagaimana
pesan atau informasi secara efektif dan efisien dapat diterima dan selalu
diingat oleh pembelajar.
4. Allah telah
menggambarkan bagaimana proses pembelajaranm dalam Al-qur’an. Sebelum
dijelaskan bagaimana Allah membelajarkan makhluk-Nya, Allah menjelaskan
berbagai sarana yang dapat dijadikan alat mendapatkan ilmu pengetahuan.
B. Kritik dan
saran
Bahasa sangat erat kaitannya dengan komunikasi
manusia setiap hari, begitu pula dengan media, sebab dengan adanya media
manusia dapat mewakilkan maksud yang ingin ditujunya. Demikian makalah ini
dengan sederhana kami sampaikan, kami memohon kritik dan saran yang membangun
agar kami dapat memperbaiki makalah-makalah yang lainnya, akhirnya semoga
makalah ini bermanfaat bagi semuanya. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul.
2009. Psikolinguistik Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta Press.
Hamid, M Abdul. 2008. Pembelajaran Bahasa
Arab Pendekatan Metode, Strategi, Materi dan Media. Malang : UIN-Malang
Press.
Hermawan, Acep. 2011. Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab. Cet.II. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Mahmudah, Umi, dkk. 2008. Active Learning
Dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Malang : UIN-Malang Press.
Mujib, Fathul. 2010. Rekonstruksi
Pendidikan Bahasa Arab. Yogyakarta : Bintang pustaka Abadi.
Munadi, Yudhi.
2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta : Gaung Persada
Rosyidi, Abdul
Wahab. 2009. Media Pembelajaran Bahasa Arab. Malang : UIN-Malang Press.
Rosyidi, Abd Wahab. 2011. Memahami
Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab. Malang : UIN-Maliki Press
[1] Acep hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, PT
Remaja Rosda Karya (2011). Hal : 8-9
[2] Fathul Mujib, Rekonstruksi Pendidikan Bahasa Arab,
Pedagogia(2010). Hal : 4
[3] Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, PT
Remaja Rosdakarya (2011). Hal : 22-24
[4] Fathul Mujib, Rekonstruksi Pendidikan Bahasa Arab, Pedagogia(2010).
Hal : 14-15
[5] Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik, Rineka Cipta cet.2
(2009). Hal : 33
[6] Abdul Wahab Rosyidi, Media pembelajaran bahasa arab, UIN-Maliki
Press. Malang (2009), hal:15-16
[7] Ibid, hal:17
[8] Abdul Wahab Rosyidi, M.Pd dan Mamlu’atul Ni’mah, M.Pd. Memahami
Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab, UIN-Maliki Press, Malang (2011), Hal
: 101-102
[9] Ibid, Hal : 104
[10] Umi Rosyidah, dkk, Active Learning Dalam Bahasa Aarab, UIN-Maliki
Press. Malang (2008), Hal:96
[11] H. M. Abdul Hamid, M.A, dkk. Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan
metode, strategi, materi dan media., UIN-Malang press (2008). Hal : 170
[12] Ibid, Hal : 172-174
[13] Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan baru, Gaung
Persada Press(2008). Hal : 8-9
[14] Umi Mahmudah, M.A. dan Abdul Wahab Rosyidi, M.Pd. Active Learning
Dalam Pembelajaran Bahasa Arab, UIN-Malang Press(2008). Hal : 5-6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar