BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan
Ruang Lingkup Management Pendidikan Islam
Banyak
definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pendidikan Islam, tetapi
menurut penulis intinya ada dua, yaitu :
Ø
Pendidikan Islam merupakan aktifitas
pendidikan yang diselenggarakan atau didirikan dengan hasrat dan niat untuk
mengejawetahkan ajaran dan nilai-nilai Islam.
Ø
Pendidikan Islam adalah sistem
pendidikan yang dikembangkan dari dan disemangati oleh ajaran dan nilai-nilai
islam. Dalam pengertian yang kedua ini, pendidikan Islam bisa mencakup :
1.
Pendidik, guru, dosen, atau tenaga
kependidikn lainya yang melakukan dan megembangkan aktifitas kependidikanya
disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam.
2.
Kompenen-kompenen pendidikan lainya,
seperti tujuan, materi, alat/sumber belajar, metode, evaluasi, lingkungan,
manajemen dan lain-lain yang disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan
nilai-nilai Islam.[1]
Manajemen pada dasarnya merupakan
suatu proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran atau
tujuan tertentu. Istilah manajemen biasa dikenal dalam ilmu ekonomi, yang
menfokuskan pada profit ( keuntungan ) dan komoditas komersial. Seorang
manajer adalah orang yang menggunakan wewenang organisasi untuk menggerakkan
bawahannya mencapai tujuan yang telah diterapkan. Menurut teori manajemen,
bahwa manajer yang sukses adalah manajer yang memiliki unsur kepemimpinan ( ladership
) dan mampu meerapkan serta megembangkanya[2].
Menurut Brubecker education should
be trough of as process of man reciprocal adjusman to nature, menyatakan bahwa
pendidikan merupakan proses timbal balik antara kepribadian individu dalam
penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan. Yang dimaksud dengan lingkungan
pendidikan adalah suatu upaya yang diciptakan untuk membantu kepribadian
individu tumbuh dan berkembang serta bermanfaat bagi kehidupan.[3]
Manajemen pendidikan adalah manjemen
manajemen yag diterapkan dalam pengembangan pendidikan. Ia merupakan seni dan
ilmu mengelola sumber daya pendidikan Islam secara efektif dan efisien. Manajemen
pendidikan lebih bersifat umum ( untuk semua aktifitas pendidikan pada umumnya
), sedangkan manajemen pendidikan Islam lebih bersifat khusus lagi yang
mengarah pada manajemen yang diterapkan dalam pengembangan pendidikan Islam.
Lembaga pendidikan Islam bisa
dikategorikan sebagai lembaga industri mulia (noble industry) karena
menegmbangkan misi ganda, yaitu : profit sekaligus sosial.
¦
Misi profit yaitu : untuk mencapai
keuntungan, ini dapat dicapai ketika efisiensi dan efektifitas dana bisa tercapai,
ssehngga pemasukan ( income ) lebih besar dari biaya operasional.
¦
Misi sosial yaitu : bertujuan untuk
mewariskan dan mengintenalisasikan nilai luhur. Ini dapat dicapai secara
maksimal apabila lembaga pendidikan Islam tersebut memiliki modal human-capital
dan sosial-capital yang memadai dan juga memiliki tingkat keefektifan dan
efisien yang tinggi.
Oleh
karena itu mengelola lembaga pendidikan Islam tidak hanya dibutuhkan
profesionalisme yang tinggi, tetapi niat-suci. Sumber daya pendidikan Islam itu
seidaknya menyangkut peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan (
termasuk di dalamya tenaga administasi ), kurikulum, sarana / prasaran, biaya,
informasi, proses belajar mengajar, lingkungan, output dan outcome, serta
hubungan kerja sama dengan stakeholders dan lain-lain.[4]
B.
Prosees
manajemen
Beberapa
definisi menunjukkan bahwa manajemen merupakan suatu proses yang sistemaris
dalam melakukan kegiatan organisasi. Proses manajemen secara umum mengikuti
langkah-langkah merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan
mengendalikan.[5]
C.
Rencana
Pengembangan Program dan Rencana Kegiatan
Rencana
program dikembangkan dengan tujuan untuk memperjelas bagaimana suatu visi dapat
dicapai. Rencana program pada dasarnya merupakan upaya untuk implementasi
strategi utama organisasi. Rencaana program mrupakan proses penentuan jumlah
dan jenis sumber daya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan suatu rencana
Rencana
progam tidak terlepas dari strategi utama sekolah yang telah ditetapkan sebelumnya.
Rencana program meliputi program kerja untuk mengimplementasikan sasaran
sebagaimana yang dimaksudkan oleh kebijkan organisasi. Untuk suatu bidang atau
unit kerja, maka rencana program didasarkan atas perumusan visi, misi, tujuan,
dan kebijakan yang ada hubunganya dengan segala aspek fungsi atau unti kerja
yang bersangkutan. Agar rencana program dapat dilaksanakan secara realitas, mak
diperlukan upaya-upaya :
a.
Menentukan pimpinan mengenai sejauh
mana tingkat keterkaitan antara visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi utama
sekolah dengan rencana program.
b.
Kordinasi rencana progam tidak perlu
scara menyeluruh, hal ini dilakukan untuk mengurangi kebebasan dan motifasi
pegawai.
c.
Rencana progam hendakyaa cukup
ssederhana.
d.
Setiap pemimpin unit memberikan konstribusinya
dengan mengajukan rencana progamnya masing-masing
e.
Jangan sampai suatu program kerja
hanya merupakan suatu ekstrapolasi keadaan yang lampau akan tetapi yang lebih
penting adalah yang berkaaitan dengan masa kini dan masa yang akan datang
f.
Rencana progam dibuat dengan
memperhatikan prioritas tinggi dan berdampak dalam pencapaian visi, misi,
tujuan, dan sasaran instansi pemerintah.[6]
D.
Pengertian
Supervisi
Supervisi
berasal dari kata supervision yang terdiri dari dua kata yaitu super yang
berarti lebih dan vision yang berarti melihat atau meninjau. Secara
terminologis supervisi sering diartikan sebagai serangkaian usaha bantuan pada
Pendidik. Sehingga secara etimologis pengertian supervisi mempunyai kesamaan
dengan pengawasan dalam pengertian lama, yaitu inspeksi sebagai kegiatan
kontrol yang otoriter.[7]
Supervisi
pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan profesional bagi guru-guru.
Bimbingan profesional yang dimaksudkan adalah segala usaha yang memberikan
kesempatan bagi guru-guru untuk berkembang secara profesional, sehingga mereka
lebih maju lagi dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaiutu memperbaiki dan
meningkatkan proses belajar murid- murid.
E.
Perencanaan
Supervisi
Kegiatan perencanaan mengacu pada kegiatan identifikasi
permasalahan. Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam perencanaan supervisi
adalah :
Ø mengumpulkan data melalui kunjungan kelas, pertemuan pribadi atau
rapat staf.
Ø mengolah data dengan melakukan koreksi kebenaran terhadap data yang
dikumpulkan.
Ø mengklasifikasi data sesuai dengan bidang permasalahan.
Ø menarik kesimpulan tentang permasalahan sasaran sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
Ø menetapkan teknik yang tepat digunakan untuk memperbaiki atau
meningkatkan profesionalisme Pendidik.
F.
Hal-hal Penting
dalam perencanaan supervisi
Ø Tidak ada rencana yang standard dalam supervisi
Tiap guru
mempunyai kemampuan dan kelemahan yang berbeda; memerlukan bantuan yang berbeda
dari guru-guru yang lainnya dalam keadaan yang tidak sama dengan guru-guru
lainnya. Supervisi merupakan usaha untuk membantu Guru meningkatkan
kemampuannya dan penampilannya, sesuai dengan kebutuhannya dalam situasi
bekerjanya. Karena itu tiap bantuan harus diberikan dan direncanakan sesuai
dengan kebutuhan dan situasi tersebut.
Dalam supervisi
tidak dapat digunakan suatu pola tetap dalam rencana, terutama dalam penentuan
permasalahannya dan cara-cara pemecahannya. Kalaupun masalahnya mungkin sama,
tetapi latar belakang timbulnya masalah mungkin berbeda, dan karena itu cara
pemecahannyapun akan berbeda.
Ø Perencanaan Supervisi memerlukan kreatifitas
Tiap sekolah
mempunyai situasi tersendiri dengan keadaan yang berbeda dan masalah yang
berlainan. Peningkatan pendidikan di sekolah harus disesuaikan dengan kebutuhan
kebutuhan murid-muridnya, dengan tujuan khusus sekolah itu, dengan keadaan dan
kemampuan anggota-anggota stafnya, dengan kemampuan sekolah untuk mengadakan
fasilitas yang diperlukan. Semua hal-hal tersebut harus diperhatikan dan
dijadikan faktor-faktor penentu dalam menyusun program supervisi di sekolah.
Hal itu memerlukan kreativitas dari supervisor dalam menyusun programnya.
Apakah kegiatan
supervisi di sekolah akan ditujukan kepada memperkaya pengalaman belajar bagi
murid, apakah untuk meningkatkan kemampuan para guru dalam memilih dan
menggunakan alat pelajaran, apakah peningkatan disiplin dan sikap professional
anggota stafnya, apakah mempererat hubungan dan kerjasama antara sekolah dan
masyarakat, dan sebagainya, harus ditentukan berdasarkan kreatifitas supervisor
dengan memperhatikan kebutuhan dan situasi setempat.
Ø Perencanaan Supervisi harus komprehensif
Usaha
peningkatan kegiatan belajar mengajar mencakup berbagai segi yang sukar
dipisah-pisahkan. Guru, alat, metode, keadaan fisik, murid, sikap Kepala
sekolah, semuanya itu bersangkut-paut dan saling mempengaruhi. Supervisor harus
dapat mengatur kegiatan supervisinya agar tujuan-tujuan dapat tercapai
sebaik-baiknya, satu persatu, secara berurutan dan bertahap. Setiap tahapan
yang dicapai harus berada dalam rangka pencapaian tujuan yang lebih jauh lagi.
Semua segi-segi dan tahapan-tahapan yang dicapai harus merupakan satu
keseluruhan, suatu kesatuan yang menyeluruh. Karena itu perencanaannya harus
komprehensif dan memperhatikan semua segi-segi dari proses belajar-mengajar,
meskipun dalam pencapaiannya harus bertahap.
Ø Perencanaan supervisi harus kooperatif
Supervisi bukan
masalah perorangan. Proses belajar-mengajar menyangkut soal seluruh sekolah,
bukan hanya seorang guru saja, atau hanya Kepala Sekolah saja. Dalam
pelaksanaan kegiatan-kegiatan supervisinya seorang supervisor akan memerlukan
bantuan orang lain, anggota staf lainnya, dan karena itu dalam
perencanaannyapun diperlukan bantuan dari orang-orang yang kemudian akan turut
dalam pelaksanaannya. Karena itu pulalah perencanaan supervisi harus
kooperatif, mengikutsertakan sebanyak mungkin fihak-fihak yang berhubungan
dengan proses belajar-mengajar di sekolah.
Supervisor
sebagai perencana harus merupakan seorang pemimpin dan pembimbing dalam
kerjasama kelompok, dan bukan pengambil keputusan dan pelaksana tunggal.
Supervisor sebagai pemimpin harus dapat mendorong orang lain untuk
berinisiatif, dan harus dapat memanfaatkan inisiatif orang lain. Karena itu
perencanaan yang dilakukan supervisor harus kooperatif.
Ø
Perencanaan supervisi harus
fleksibel
Rencana supervisi
harus memberikan kebebasan untuk melaksanakan sesuatu sesuai dengan keadaan dan
perubahan yang terjadi. Seorang supervisor yang bijaksana tidak terpaku pada
cara-cara pencapaian tujuan yang telah ia rencanakan, tetapi selalu berusaha
menyesuaikannya pada situasi baru dan tekanan-tekanan keadaan.
Sifat
perencanaan yang fleksibel ini tidak berarti bahwa tujuan yang dirumuskan dalam
rencana tidak boleh jelas dan kongkrit. Tujuannya harus jelas dan kongkrit
terperinci, cara-cara pencapaiannya harus diperhitungkan dengan seksama.
Supervisor harus mampu menyesuaikan rencana pada situasi baru timbul. Untuk itu
pada waktu penyusunan rencana harus sudah difikirkan berbagai
alternatif-alternatif pemecahannya. Dan untuk itu pula perlunya perencanaan
yang kooperatif, agar terhimpun ide sebanyak-banyaknya.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Pengertian dan
Ruang Lingkup Management Pendidikan Islam
Banyak definisi
yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pendidikan Islam, tetapi menurut
penulis intinya ada dua, yaitu :
Ø
Pendidikan Islam merupakan aktifitas
pendidikan yang didirikan dengan hasrat dan niat untuk mengejawetahkan ajaran
dan nilai-nilai Islam.
Ø
Pendidikan Islam adalah sistem
pendidikan yang dikembangkan dari dan disemangati oleh ajaran dan nilai-nilai islam.
Dalam pengertian yang kedua ini, pendidikan Islam bisa mencakup :
1.
Pendidik yang megembangkan aktifitas kependidikanya
disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam.
2.
Kompenen-kompenen pendidikan lainya,
seperti tujuan yang disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam.
Lembaga
pendidikan Islam bisa dikategorikan sebagai lembaga industri mulia (noble
industry) karena menegmbangkan misi ganda, yaitu : profit sekaligus sosial.
¦
Misi profit yaitu : untuk mencapai
keuntungan, ini dapat dicapai ketika efisiensi dan efektifitas dana bisa
tercapai.
¦
Misi sosial yaitu : bertujuan untuk
mewariskan dan mengintenalisasikan nilai luhur. Ini dapat dicapai secara
maksimal apabila lembaga pendidikan Islam tersebut memiliki modal human-capital
dan sosial-capital.
2.
Pengertian
Supervisi
Supervisi berasal dari kata supervision yang terdiri dari dua kata
yaitu super yang berarti lebih dan vision yang berarti melihat atau meninjau.
Secara terminologis : serangkaian usaha bantuan pada Pendidik. Secara
etimologis mempunyai kesamaan dengan pengawasan dalam pengertian lama, yaitu
inspeksi sebagai kegiatan kontrol yang otoriter.
3.
Perencanaan
Supervisi
Kegiatan perencanaan mengacu pada kegiatan identifikasi
permasalahan. Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam perencanaan supervisi
adalah :
a.
mengumpulkan
data melalui kunjungan kelas, pertemuan pribadi atau rapat staf.
b.
mengolah
data dengan melakukan koreksi kebenaran terhadap data yang dikumpulkan.
c.
mengklasifikasi
data sesuai dengan bidang permasalahan.
d.
menarik
kesimpulan tentang permasalahan sasaran sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
e.
menetapkan
teknik yang tepat digunakan untuk memperbaiki atau meningkatkan profesionalisme
Pendidik.
4.
Hal-hal Penting
dalam perencanaan supervisi
Ø
Tidak ada rencana yang standard
dalam supervisi
Ø
Perencanaan Supervisi memerlukan
kreatifitas
Ø
Perencanaan Supervisi harus
komprehensif
Ø
Perencanaan supervisi harus
kooperatif
Ø
Perencanaan supervisi harus
fleksibel
DAFTAR PUSTAKA
Tim dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Islam, Manajemen
Pendidikan,
2008, Alfabeta Bandung.
Muhaimin M.A., Prof.Dr.,H, dkk. Manajemen Pendidikan, 2010, Kencana : Jakarta
kumpulan%20makalah/Makalah%20bebas/supervisi-pendidikan-disusun-untuk.html
[1]Prof.Dr.
H. Muhalimin, M.A, Dr.Hj. Suti’ah, M.A, Dr. Sugeng Listyo Prabowo, M.Pd. Manajemen
Pendidikan, hal: 3-4
[2]Ibid, hal
: 4
[3]Tim Dosen
Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, hal : 87
[4]. Op cit,
hal : 5
[5]Op cit,
hal : 93
[6]Op cit,
hal : 185-186
[7]http//.kumpulan%20makalah/Makalah%20bebas/supervisi-pendidikan-disusun-untuk.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar