Selasa, 26 Agustus 2014

Ruang Lingkup Management Pendidikan Islam



BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian dan Ruang Lingkup Management Pendidikan Islam
Banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pendidikan Islam, tetapi menurut penulis intinya ada dua, yaitu :
Ø  Pendidikan Islam merupakan aktifitas pendidikan yang diselenggarakan atau didirikan dengan hasrat dan niat untuk mengejawetahkan ajaran dan nilai-nilai Islam.
Ø  Pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang dikembangkan dari dan disemangati oleh ajaran dan nilai-nilai islam. Dalam pengertian yang kedua ini, pendidikan Islam bisa mencakup :

1.      Pendidik, guru, dosen, atau tenaga kependidikn lainya yang melakukan dan megembangkan aktifitas kependidikanya disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam.
2.      Kompenen-kompenen pendidikan lainya, seperti tujuan, materi, alat/sumber belajar, metode, evaluasi, lingkungan, manajemen dan lain-lain yang disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam.[1]
Manajemen pada dasarnya merupakan suatu proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu. Istilah manajemen biasa dikenal dalam ilmu ekonomi, yang menfokuskan pada profit ( keuntungan ) dan komoditas komersial. Seorang manajer adalah orang yang menggunakan wewenang organisasi untuk menggerakkan bawahannya mencapai tujuan yang telah diterapkan. Menurut teori manajemen, bahwa manajer yang sukses adalah manajer yang memiliki unsur kepemimpinan ( ladership ) dan mampu meerapkan serta megembangkanya[2].
Menurut Brubecker education should be trough of as process of man reciprocal adjusman to nature, menyatakan bahwa pendidikan merupakan proses timbal balik antara kepribadian individu dalam penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan. Yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan adalah suatu upaya yang diciptakan untuk membantu kepribadian individu tumbuh dan berkembang serta bermanfaat bagi kehidupan.[3]
Manajemen pendidikan adalah manjemen manajemen yag diterapkan dalam pengembangan pendidikan. Ia merupakan seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan Islam secara efektif dan efisien. Manajemen pendidikan lebih bersifat umum ( untuk semua aktifitas pendidikan pada umumnya ), sedangkan manajemen pendidikan Islam lebih bersifat khusus lagi yang mengarah pada manajemen yang diterapkan dalam pengembangan pendidikan Islam.
Lembaga pendidikan Islam bisa dikategorikan sebagai lembaga industri mulia (noble industry) karena menegmbangkan misi ganda, yaitu : profit sekaligus sosial.
¦  Misi profit yaitu : untuk mencapai keuntungan, ini dapat dicapai ketika efisiensi dan efektifitas dana bisa tercapai, ssehngga pemasukan ( income ) lebih besar dari biaya operasional.
¦  Misi sosial yaitu : bertujuan untuk mewariskan dan mengintenalisasikan nilai luhur. Ini dapat dicapai secara maksimal apabila lembaga pendidikan Islam tersebut memiliki modal human-capital dan sosial-capital yang memadai dan juga memiliki tingkat keefektifan dan efisien yang tinggi.
Oleh karena itu mengelola lembaga pendidikan Islam tidak hanya dibutuhkan profesionalisme yang tinggi, tetapi niat-suci. Sumber daya pendidikan Islam itu seidaknya menyangkut peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan ( termasuk di dalamya tenaga administasi ), kurikulum, sarana / prasaran, biaya, informasi, proses belajar mengajar, lingkungan, output dan outcome, serta hubungan kerja sama dengan stakeholders dan lain-lain.[4]
B.     Prosees manajemen
Beberapa definisi menunjukkan bahwa manajemen merupakan suatu proses yang sistemaris dalam melakukan kegiatan organisasi. Proses manajemen secara umum mengikuti langkah-langkah merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan.[5]

C.     Rencana Pengembangan Program dan Rencana Kegiatan
Rencana program dikembangkan dengan tujuan untuk memperjelas bagaimana suatu visi dapat dicapai. Rencana program pada dasarnya merupakan upaya untuk implementasi strategi utama organisasi. Rencaana program mrupakan proses penentuan jumlah dan jenis sumber daya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan suatu rencana
Rencana progam tidak terlepas dari strategi utama sekolah yang telah ditetapkan sebelumnya. Rencana program meliputi program kerja untuk mengimplementasikan sasaran sebagaimana yang dimaksudkan oleh kebijkan organisasi. Untuk suatu bidang atau unit kerja, maka rencana program didasarkan atas perumusan visi, misi, tujuan, dan kebijakan yang ada hubunganya dengan segala aspek fungsi atau unti kerja yang bersangkutan. Agar rencana program dapat dilaksanakan secara realitas, mak diperlukan upaya-upaya :
a.       Menentukan pimpinan mengenai sejauh mana tingkat keterkaitan antara visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi utama sekolah dengan rencana program.
b.      Kordinasi rencana progam tidak perlu scara menyeluruh, hal ini dilakukan untuk mengurangi kebebasan dan motifasi pegawai.
c.       Rencana progam hendakyaa cukup ssederhana.
d.      Setiap pemimpin unit memberikan konstribusinya dengan mengajukan rencana progamnya masing-masing
e.       Jangan sampai suatu program kerja hanya merupakan suatu ekstrapolasi keadaan yang lampau akan tetapi yang lebih penting adalah yang berkaaitan dengan masa kini dan masa yang akan datang
f.       Rencana progam dibuat dengan memperhatikan prioritas tinggi dan berdampak dalam pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran instansi pemerintah.[6]

D.     Pengertian Supervisi
Supervisi berasal dari kata supervision yang terdiri dari dua kata yaitu super yang berarti lebih dan vision yang berarti melihat atau meninjau. Secara terminologis supervisi sering diartikan sebagai serangkaian usaha bantuan pada Pendidik. Sehingga secara etimologis pengertian supervisi mempunyai kesamaan dengan pengawasan dalam pengertian lama, yaitu inspeksi sebagai kegiatan kontrol yang otoriter.[7]
Supervisi pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan profesional bagi guru-guru. Bimbingan profesional yang dimaksudkan adalah segala usaha yang memberikan kesempatan bagi guru-guru untuk berkembang secara profesional, sehingga mereka lebih maju lagi dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaiutu memperbaiki dan meningkatkan proses belajar murid- murid.

E.     Perencanaan Supervisi
Kegiatan perencanaan mengacu pada kegiatan identifikasi permasalahan. Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam perencanaan supervisi adalah :
Ø  mengumpulkan data melalui kunjungan kelas, pertemuan pribadi atau rapat staf.
Ø  mengolah data dengan melakukan koreksi kebenaran terhadap data yang dikumpulkan.
Ø  mengklasifikasi data sesuai dengan bidang permasalahan.
Ø  menarik kesimpulan tentang permasalahan sasaran sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Ø  menetapkan teknik yang tepat digunakan untuk memperbaiki atau meningkatkan profesionalisme Pendidik.



F.      Hal-hal Penting dalam perencanaan supervisi
                                                              
Ø  Tidak ada rencana yang standard dalam supervisi
Tiap guru mempunyai kemampuan dan kelemahan yang berbeda; memerlukan bantuan yang berbeda dari guru-guru yang lainnya dalam keadaan yang tidak sama dengan guru-guru lainnya. Supervisi merupakan usaha untuk membantu Guru meningkatkan kemampuannya dan penampilannya, sesuai dengan kebutuhannya dalam situasi bekerjanya. Karena itu tiap bantuan harus diberikan dan direncanakan sesuai dengan kebutuhan dan situasi tersebut.
Dalam supervisi tidak dapat digunakan suatu pola tetap dalam rencana, terutama dalam penentuan permasalahannya dan cara-cara pemecahannya. Kalaupun masalahnya mungkin sama, tetapi latar belakang timbulnya masalah mungkin berbeda, dan karena itu cara pemecahannyapun akan berbeda.

Ø  Perencanaan Supervisi memerlukan kreatifitas
Tiap sekolah mempunyai situasi tersendiri dengan keadaan yang berbeda dan masalah yang berlainan. Peningkatan pendidikan di sekolah harus disesuaikan dengan kebutuhan kebutuhan murid-muridnya, dengan tujuan khusus sekolah itu, dengan keadaan dan kemampuan anggota-anggota stafnya, dengan kemampuan sekolah untuk mengadakan fasilitas yang diperlukan. Semua hal-hal tersebut harus diperhatikan dan dijadikan faktor-faktor penentu dalam menyusun program supervisi di sekolah. Hal itu memerlukan kreativitas dari supervisor dalam menyusun programnya.
Apakah kegiatan supervisi di sekolah akan ditujukan kepada memperkaya pengalaman belajar bagi murid, apakah untuk meningkatkan kemampuan para guru dalam memilih dan menggunakan alat pelajaran, apakah peningkatan disiplin dan sikap professional anggota stafnya, apakah mempererat hubungan dan kerjasama antara sekolah dan masyarakat, dan sebagainya, harus ditentukan berdasarkan kreatifitas supervisor dengan memperhatikan kebutuhan dan situasi setempat.

Ø  Perencanaan Supervisi harus komprehensif
Usaha peningkatan kegiatan belajar mengajar mencakup berbagai segi yang sukar dipisah-pisahkan. Guru, alat, metode, keadaan fisik, murid, sikap Kepala sekolah, semuanya itu bersangkut-paut dan saling mempengaruhi. Supervisor harus dapat mengatur kegiatan supervisinya agar tujuan-tujuan dapat tercapai sebaik-baiknya, satu persatu, secara berurutan dan bertahap. Setiap tahapan yang dicapai harus berada dalam rangka pencapaian tujuan yang lebih jauh lagi. Semua segi-segi dan tahapan-tahapan yang dicapai harus merupakan satu keseluruhan, suatu kesatuan yang menyeluruh. Karena itu perencanaannya harus komprehensif dan memperhatikan semua segi-segi dari proses belajar-mengajar, meskipun dalam pencapaiannya harus bertahap.

Ø  Perencanaan supervisi harus kooperatif
Supervisi bukan masalah perorangan. Proses belajar-mengajar menyangkut soal seluruh sekolah, bukan hanya seorang guru saja, atau hanya Kepala Sekolah saja. Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan supervisinya seorang supervisor akan memerlukan bantuan orang lain, anggota staf lainnya, dan karena itu dalam perencanaannyapun diperlukan bantuan dari orang-orang yang kemudian akan turut dalam pelaksanaannya. Karena itu pulalah perencanaan supervisi harus kooperatif, mengikutsertakan sebanyak mungkin fihak-fihak yang berhubungan dengan proses belajar-mengajar di sekolah.
Supervisor sebagai perencana harus merupakan seorang pemimpin dan pembimbing dalam kerjasama kelompok, dan bukan pengambil keputusan dan pelaksana tunggal. Supervisor sebagai pemimpin harus dapat mendorong orang lain untuk berinisiatif, dan harus dapat memanfaatkan inisiatif orang lain. Karena itu perencanaan yang dilakukan supervisor harus kooperatif.

Ø  Perencanaan supervisi harus fleksibel               
Rencana supervisi harus memberikan kebebasan untuk melaksanakan sesuatu sesuai dengan keadaan dan perubahan yang terjadi. Seorang supervisor yang bijaksana tidak terpaku pada cara-cara pencapaian tujuan yang telah ia rencanakan, tetapi selalu berusaha menyesuaikannya pada situasi baru dan tekanan-tekanan keadaan.
Sifat perencanaan yang fleksibel ini tidak berarti bahwa tujuan yang dirumuskan dalam rencana tidak boleh jelas dan kongkrit. Tujuannya harus jelas dan kongkrit terperinci, cara-cara pencapaiannya harus diperhitungkan dengan seksama. Supervisor harus mampu menyesuaikan rencana pada situasi baru timbul. Untuk itu pada waktu penyusunan rencana harus sudah difikirkan berbagai alternatif-alternatif pemecahannya. Dan untuk itu pula perlunya perencanaan yang kooperatif, agar terhimpun ide sebanyak-banyaknya.







BAB III
PENUTUP

A.     KESIMPULAN
1.      Pengertian dan Ruang Lingkup Management Pendidikan Islam
Banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pendidikan Islam, tetapi menurut penulis intinya ada dua, yaitu :
Ø  Pendidikan Islam merupakan aktifitas pendidikan yang didirikan dengan hasrat dan niat untuk mengejawetahkan ajaran dan nilai-nilai Islam.
Ø  Pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang dikembangkan dari dan disemangati oleh ajaran dan nilai-nilai islam. Dalam pengertian yang kedua ini, pendidikan Islam bisa mencakup :
1.      Pendidik yang  megembangkan aktifitas kependidikanya disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam.
2.      Kompenen-kompenen pendidikan lainya, seperti tujuan yang disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam.

Lembaga pendidikan Islam bisa dikategorikan sebagai lembaga industri mulia (noble industry) karena menegmbangkan misi ganda, yaitu : profit sekaligus sosial.
¦  Misi profit yaitu : untuk mencapai keuntungan, ini dapat dicapai ketika efisiensi dan efektifitas dana bisa tercapai.
¦  Misi sosial yaitu : bertujuan untuk mewariskan dan mengintenalisasikan nilai luhur. Ini dapat dicapai secara maksimal apabila lembaga pendidikan Islam tersebut memiliki modal human-capital dan sosial-capital.

2.      Pengertian Supervisi
Supervisi berasal dari kata supervision yang terdiri dari dua kata yaitu super yang berarti lebih dan vision yang berarti melihat atau meninjau. Secara terminologis : serangkaian usaha bantuan pada Pendidik. Secara etimologis mempunyai kesamaan dengan pengawasan dalam pengertian lama, yaitu inspeksi sebagai kegiatan kontrol yang otoriter.


3.      Perencanaan Supervisi
Kegiatan perencanaan mengacu pada kegiatan identifikasi permasalahan. Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam perencanaan supervisi adalah :
a.      mengumpulkan data melalui kunjungan kelas, pertemuan pribadi atau rapat staf.
b.      mengolah data dengan melakukan koreksi kebenaran terhadap data yang dikumpulkan.
c.       mengklasifikasi data sesuai dengan bidang permasalahan.
d.      menarik kesimpulan tentang permasalahan sasaran sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
e.       menetapkan teknik yang tepat digunakan untuk memperbaiki atau meningkatkan profesionalisme Pendidik.

4.      Hal-hal Penting dalam perencanaan supervisi
                                                              
Ø  Tidak ada rencana yang standard dalam supervisi
Ø  Perencanaan Supervisi memerlukan kreatifitas
Ø  Perencanaan Supervisi harus komprehensif
Ø  Perencanaan supervisi harus kooperatif
Ø  Perencanaan supervisi harus fleksibel                 











DAFTAR PUSTAKA

Tim dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Islam, Manajemen Pendidikan,
2008, Alfabeta Bandung.
Muhaimin M.A., Prof.Dr.,H, dkk. Manajemen Pendidikan, 2010,  Kencana : Jakarta
kumpulan%20makalah/Makalah%20bebas/supervisi-pendidikan-disusun-untuk.html



[1]Prof.Dr. H. Muhalimin, M.A, Dr.Hj. Suti’ah, M.A, Dr. Sugeng Listyo Prabowo, M.Pd. Manajemen Pendidikan, hal: 3-4
[2]Ibid, hal : 4
[3]Tim Dosen Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, hal : 87
[4]. Op cit, hal : 5
[5]Op cit, hal : 93
[6]Op cit, hal : 185-186
[7]http//.kumpulan%20makalah/Makalah%20bebas/supervisi-pendidikan-disusun-untuk.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar