BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Bahasa
arab adalah mata pelajaran yang sangat kompleks, karena terdiri dari berbagai
terapan ilmu pengetahuan yang mencakup empat kecerdasan, sehingga
membutuhkan guru yang kompeten dalam penguasaan materi dan pengelolaan
kelas, terutama dalam hal pemanfaatan media pembelajaran atau penciptaan
suasana yang nyaman guna menarik minat belajar para siswa-i. Karena sejauh ini
bahasa arab masih belum banyak diminati para siswa-i jika dibandingkan dengan
bahasa ingris, hal tersebut dikarenakan bahasa arab belum populer dikalangan
masyarakat, serta anggapan bahwasanya bahasa arab adalah ilmu yang rumit dan
sulit untuk dipelajari.
Mengajarkan
bahasa Arab tidak mudah, diperlukan usaha yang sangat besar dari guru, juga
dibutuhkan fasilitas yang memadai, serta pemilihan metode yang sangat tepat
bagi mereka. Guna mengairahkan minat belajar siswa-i dan memudahkan penyerapan
materi serta pemahaman materi bahasa arab yang disampaikan.
Dari
fenomena tersebut, diperlukan banyak faktor untuk menumbuhkan minat belajar
bahasa arab para siswa-i, salah satu caranya adalah dengan menumbuhkan suasana
yang nyaman dan menyenangkan. Seperti : pembelajaran bahasa arab yang dikemas
dalam sebuah permainan, sehingga materi pelajaran bahasa arab yang disampaikan
tidak dirasakan oleh siswa-i sebagai suatu beban pelajaran yang rumit namun
dianggap sebagai sebuah kegiatan yang menyenangkan. Dan dari permainan tersebut
para siswa-i dapat menyerap materi yang disampaikan dengan tanpa disadari,
namun proses pembelajaran tetap dapat memenuhi SK, KD dan Indikator yang telah
dirancang oleh guru dalam silabus maupun RPP.
Dalam
proses pembelajaran bahasa arab dengan media permainan terdapat beberapa
permasalahan terkait dengan pemahaman guru tentang media permainan, urgensi
media dalam pembelajaran bahasa arab, pemilihan media dan proses pelaksanaan
pembelajaran menggunakan media permainan.
- Rumusan Masalah
- Bagaimanakah pengertian dari
- Apa tujuan dari permainan bahasa?
- Bagaimanakah macam-macam permainan bahasa ?
- Tujuan Masalah
1.
Mengetahui tentang pengertian dari permainan bahasa
2.
Mengetahui tentang tujuan dari permainan bahasa
3.
Mengetahui tentang macam-macam permainan bahasa
?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Permainan
Bahasa
Permainan bahasa merupakan media baru yang
dimanfaatkan dalam program pembelajaran bahasa arab. Dan hasil dari hasil
aplikasi itu sangat berdampak positif dalam pengiasaan keterampilan bahasa,
karena pada dasarnya pada proses pembelajaran bahasa asing diperlukan situasi yang
menyenangkan. (Nasif Musthofa, 1983: 9)[1]
Permainan berasal dari kata “main” yang
berarti perbuatan untuk menyenangkan hati( dilakukan dengan menggunakan
alat-alat kesenangan atau tanpa media). Sedangkan dalam kamus besar bahasa
Indonesia, Poerwodarminta (1976: 620)
memberikan arti permaianan sebagai berikut: a. Mainan (alat untuk main), b.
Pertunjukan, tontonan, c. Perhiasan,d. Perbuatan yang dilakukan dengan tidak
sungguh-sungguh. Sedangkan Soerparno (1987:61) memberikan penjelasan; pada
hakikatnya permainan bahasa adalah suatu aktifitas untuk memperoleh suatu
keterampilan bahasa tertentu gengan cara yang menggembirakan.
Pengertian yang lebih lengkap dalam ranah
pembelajaran bahasa sebagaimana diungkapkan oleh G.Gibbs dalam Nasif Musthofa
(1983: 13) bahwa permainan bahasa adalah suatu kegiatan yang terjadi di
dalamnya saling membantu atau salang bersaing antara para pebelajar untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan aturan-aturan tertentu.
B. Tujuan
Permainan Bahasa
1. Menurut Soeparno (1987:61) yaitu untuk
memperoleh kegembiraan dan untuk melatih keteramoilan bahasa tertentu.
2. Nasif Musthofa (1984:14) :
a. Memupuk jiwa permainan yang sehat,atau salaing
mengungguli satu sama lain.
b. Mendorong pebelajar untuk menyaksikan dan ikut
serta dalam berbagai permainan.
c. Memotifasi diri untuk tampil dengan
sebaik-baiknya.
d. Belajar untuk bekerja sama dalam suatu
pekerjaan, atau mencapai sebuah kemenangan.
C. Hal-hal Yang
Harus di Perhatikan Dalam Menggunakan Permainan Bahasa
1. Menurut Salim (1991: 16)
a. Sifat permainan bahasa adalah sebagai sarana
pembantu dalam pengajaran dan bukan “tujuan”.
b. Banyak orang berkeyakinan bahwa permainan
bahasa hanya cocok untuk usia-usia anak-anak padahal ada beberapa permainan
bahasa yang cocok untuk usia-usia muda dan usia tua.
c. Tujuan permainan bahasa tidak terbatas untuk
menhilangkan kejenuhan dan kelelahan dalam pengajaran bahasa, akan tetapi untuk
menyempurnakan materi bahasa yang diajarkan.
d. Saat memilih dan menentukan permainan bahasa,
hendaknya diperhatikan istila-istilah bahasa yang di ajarkan, tata cara
oelaksanaan permaina “untuk kelompok- berpasang-pasangan – individu –
golongan”.
2. Menurut Nasih Musthofa (1983: 15) :
a. Permaian bahasa merupakan kegiatan yang penuh
denagn kerjasama.
b. Permainan bahasa bertujuan untuk memotifasi
pebelajar dalam menggunakan bahasa dengan tujuan sebagai alat komunikasi.
c. Permainan bahasa menjadikan lebi jelas
pengetahuan dan ide-ide yang adadiantara para pemain.
D. Cara Memilih
Permainan Bahasa Dan Petunjuk Pelaksanaannya
Menurut Salim (1991: 16) dalam memilih
permainan bahasa dalam proses pembelajaran bahasa arab, maka harus
memperhatikan hal-hal berikut :
1. Pengajar harus menentukan batasan yang jelas,
sehingga memumgkinkan untuk memilih permainan bahasa yang sesuai.
2. Permainan bahasa harus sesuai dengan tingkatan
pengajaran, kemampuan peserta didik, waktu, dan tempat yang tersedia.
3. Rasa aman yang melingkupi siswa jangan sisiwa
menimbulkan penyimpangan.
4. Harus memperhatiakan keterampilan bebahasa,
unsur-unsur bahasa, dan model-model bahasa agar pelaksanaan latihan bahasa
dengan “permainan” menjadi sempurna.
5. Jika permainan membutuhkan persiapan yang
khusus, maka lebijh baik persiapan dilakukan sebelum permainan dilaksanakan.
6. Sebelum permainan dimulai harus di yakinkan
bahwa sisiwa telah memahami tata cara pelaksanaan permainan.
E. Macam-mcam
Permainan Bahasa
1. Permainan
Bahasa Untuk Keterampilan Menyimak (Istima’)
Menyimak bersifat pasif-reseptif dengan maksud :
inisiatif untuk dapat berkomunikasi dengan berbahasa arab bukan berasal dari
dirinya, melainkan dari orang lain yang sikap dan tindakannya diharapkan oleh
pendengar untuk diperhatikan dengan seksama sehingga dapat dipahami maksudnya
dan dapat diikuti struktur kalimatnya. Bahasa lisan yang dapat dipahami dapat
berjenis : bunyi bahasa, fonem, suku kata, kata-kata lepas, frasa, kalimat dan
wacana yang utuh dan lengkap. Karena tujuan utama dari kecakapan menyimak
adalah : untuk dapat memahami bahasa lisan. Media permainan yang dapat
dimanfaatkan antara lain :
a. Bisik Berantai
(al Asrar al Mutasaisil)
Permainan bahasa ini terdiri atas dua kelompok,
masing-masing kelompok terdiri dari 6 sampai 7 siswa, guru mmembisisk kosakata
atau kalimat yang diperlihatkan kepada siswa yang paling depan pada
masing-masing kelompok, untuk selanjutnya di bisikkan pada siswa dibelakangnya
demikian sampai siswa berakhir, kelompok yang tercepat dan benar dialah yang
menang.
b. Perintah
bersyarat (al Amr bi Syartin atau Qola Saimun)
Guru memberikak perintah
atau pertanyaan kepada pebelajar yang ditunjuk kedepan kelas, akan
tetapi perintah atau pertanyaan baru boleh dilaksanakan jika di awali dengan
kata “Qola Saimun” atau di awali dengan kata kunci (passward) yang telah
disepakati pertama.
c. Siapa yang
Berbicara (Man al Mutahaddits)
Guru memperdengarkan sebuah percakapan yang sederhana,
kemudian pebelajar diperintah untuk menebak siapa yang berbicara.
d. Bagaimana saya
pergi (kaifa adzhab)
Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk menunjukkan
rute perjalanan sebuah kota atu tempat tertentu yang terdapat di peta atau yang
tergambar di papan tulis, setelah memperdengarkan penjelasan singkat tentang
perjalanana yang ingin ditempuhnya baik dari guru atau temannya, pebelajar
diminta untuk melakukan apa yang telah di jelaskan sebelumnya.
2. Permainan
Bahasa Untuk Keterampilan Berbicara (Kalam)
Hal yang diprioritaskan dalam kecakapan berbicara adalah
berkenaan dengan isi dan makna yang terkandung dalam sebuah pesan secara lisan.
Maksud dari kemampuan berbicara adalah : kemampuan berkomunikasi secraa akurat
dan efektif dalam penggunaan bahasa secara konteks. Sehingga tujuan utama
pembelajaran keterampilan berbicara adalah : mampu menggunakan bahasa secara
lisan. Media permainan yang dapat dimanfaatkan antara lain :
a. Di mana saya
(aina ana)
Guru memperagakan gerakan suatu kegiatan tertentu
kemudian memberikan perintah kepada siswa untuk menebak dimana kegiatan
tersebut dilakukan, seperti gerakan orang yang sedang makan, menunggu bis di
halte, dll.
b. Kotak barang
(shunduq al Asy’ya’)
Guru memasukkan berbagai benda yang sebelumnya dipertunjukkan
satu persatu pada siswa ke dalam sebuah kotak, setelah itu bertanya pada mereka
benda apa yang dipegangnya, jika siswa menebak dengan benar maka benda tadi
dikeluarkan, demikian sampai habis.
c. Mendeskripsikan
gambar (sifish shuroh)
Guru memperlihatkan beberapa gambar orang –orang yang
terkenal (tokoh) kepada siswa kemudian menyuruh satu orang siswa untuk
mengomentari satu gambar, demikian sampai akhir. Sebagai fariasi apabila siswa
mempunyai gambar sendiri seorang tokoh, maka sebaiknya dipersilahkan untuk
memaparkan dan teman-teman yang lain mendengarkan.
d. Apa yang saya
kerjakan (madza a’mal)
Guru memperagakan perbuatan tertentu atau menyuruh salah
satu siswa untuk melakukan perbuatan tersebut, kemudian menyuruh siswa lain
untuk menebak apa yang sedang dilakukannya. Apabila semua siswa telah bisa
menebak, maka bisa dilakukan fariasi untuk kegiatan yang lebih banyak, sehingga
siswa akan lebih berlatih untuk mengungkapakn lebih panjang lagi ungkapan yang
pertama, begitu seterusnya.
e. Pantomin
(fikrotun dunal kalam)
Seperti halnya permainan “madza a’mal”, hanya saja
soalnya lebih panjang atau perbuatan yang diperagakan guru atau siswa lebih
komplek sehingga siswa menceritakannya ke dalam beberapa kalimat paragraf. Di
samping itu kata-kata kunci dari permaina ini lebih bebas dibanding dengan
permainan madza a’mal.
f.
Mengapa saya melakukan pekerjaan ini (limadza
a’malu hadza)
Langkah yang harus disiapkan oleh guru adalah ;
menyiapkan beberapa kartu yang masing kartu di dalamnya terdapat pertanyaan
“limdza”, kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk memegang salah satu
kartu dan membacanya. Apabila siswa dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan
benar maka ia diberi kesempatan untuk membacakan pertanyaan pada kartu
berikutnya.
g. Apakah kamu
tahu sebabnya (hal ta’rif as sabab)
Permainan ini dimulai dengan memilih salah satu siswa,
diminta untuk maju ke depan kelas dan menuju pintu serta pergi ke suatu tempat
namun sebelum ia pergi ia menengok teman-temannya sambil mengucap salam dan
guru menunjukkan kartu kepada siswa (yang di tunjuk), yang isinya tempat yang
harus di tuju. Kemudian siswa lain mulai menebak-nebak.
h. Sepuluh langkah
pertanyaan untuk satu jawaban(al asyru sualan)
Dalam permainan ini siswa akan menebak satu pekerjaan
(profesi) yang dipilih oleh siswa. Untuk menuju jawaban yang dipilih oleh
siswa, siswa lain harus mengajukan sepuluh pertanyaan yang dimulai dengan kata
“هَلْ”dan
jawaban yang diberikan harus “نَعَمْ”
atau “لَا”.
3. Permainan Bahasa
Untuk Ketermpilan Membaca (Qiro’ah)
Menyimak pada dasarnya bersifat representatif, karena
diawali dengan pemahaman terhadap informasi yang tertulis. Sehingga pembaca
sebagai penerima dapat memahami dengan seksama teks yang ia baca. Adapun tujuan
dari kecakapan membaca adalah : siswa-i mampu memahami teks bacaan yang telah
dibaca dan pelajari. Media permainan yang dapat dimanfaatkan antara lain :
a. Uji pengetahuan
(Ikhtibar Ma’luumaatik)
Guru memberi beberapa soal teka-teki dalam bentuk
tertulis dengan bentuk yang lucu dan kritis kemudian siswa menjawabnya. Atau
guru menuliskan pertanyaan pada kartu dengan 10 pertanyaan dan jawawaban pada
kartu lain.
b. Sobekan (Al
Auroq al Mumazzaqoh)
Guru memilih cerita-cerita pendek dari buku, majalah
koran dan lain sebagainya, kemudian dipotong-potong menjadi beberapa bagian,
selanjutnya guru mencertakan cerita tersebut, kemudian di suruh mengurutkan
sesuai dengan cerita yang telah dibacakan.
c. Antonim (Al
Mudhod)
Guru menunjukkan kata yang ditulis di kartu kemudian
siswa mwnyebutkan lawan kata tersebut, atau siswa disuruh mengambil kartu
secara acak, dan siswa yang mendapatkan kartu langsung menyebutkan lawan
katanya. Jika siswa tidak dapat menjawab, maka soal itu
dilempar kepada siswa lain, jika siswa kedua dapat menyebutkan antonim kata
tersebut maka ia berhak menentukan hukuman bagi siswa yang tidak dapat
menyebutkan antonim kata tersebut.
d. Mengeluarkan
kata yang asing (Takhrij Al Kalimah al Ghoribah)
Guru memperlihatkan secara cepat beberapa jenis atau
kelompok kata, (seperti contoh; mufrod,
mutsanna, jama’, mudzakkar, mu’annats, isim fail, isim maf’ul, , isim makan,
dan seterusnya. Atau kelompok, contoh; alat-alat sekolah, dapur, petani,
nelayan, dokter, dan seterusnya) satu diantara kelompok kata tersebut ada yang
asing, siswa harus mencarinya dan membacanya.
e. Kursi yang
benar dan salah (al Kurs as Shohih dan al khtok )
Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 2 kelompok
masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa yang berjajar saling berlawanan
menghadap kursi tersebut. Kemudian guru membacakan ungkapan yang terdiri dari
ungkapan benar dan salah satu untuk siswa nomor 1, begitu juga untuk urutan
berikutnya. Apabila mereka benar dalam menduduki kursi, maka kelompok tersebut
mendapat satu point. Untuk ungkapan yang ada dalam kartu dapat diambil dari
pelajaran yang telah dipelajari atau pengetahuan umum.
4. Permainan
Bahasa Untuk Keterampilan Menulis (Kitabah)
Dalam pengungkapan diri secara tertulis, seorang siswa
mempunyai kesempatan untuk mengatur bahasa serta pesan yang akan disampaikan
melalui tulisannya. Sehingga unsur kebahasaan menjadi aspek inti yang perlu
untuk dicermati. Media permainan yang dapat dimanfaatkan antara lain :
a. Al Kalimah al
mutaqotti’ah (TTS)
Guru menyiapkan beberapa pertanyaan dalam bentuk
teka-teki silang(TTS) kemudian guru menyuruh siswa menjawab soal tes secara
individu atau kelompok.
b. Melengkapi
huruf atau kata yang kurang / hilang
Guru menyuruh siswa menuliskan satu huruf atau kata yang
hilang pada pada kata atau kalimat tertentu yang dibantu dengan gambar yang
menunjukkan kata dari jawaban yang dimaksud. Dan juga bisa dilakukan dengan
cara memeberikan definisa, sinonim, antonim, atau bahkan dengan gerakan tubuh
dari kata yang hilang tersebut.
c. Menyempurnakan
gambar dan menulis namanya
Guru menyiapkan beberapa gambar, dan gambar tersebut di
gambar dengan cara teputus-putus, kemudian guru menyuruh siswa untuk
menyempurnakan gambar yang dimaksut. Setelah selesai siswa diperintahkan untuka
menulis mendeskripsikan gambar apa yang dimaksut.
d. Apakah kamu
tahu (hal ta’rif)
Guru memberi beberapa soal secara tertulis dan menyuruh
siswa menjawabnya secara tertulis juga. Terkait dengan sesuatu yang ada di
lingkungan siswa atau peristiwa yang aktual.
e. Mengurutkan
kalimah (tartibul jumal)
Guru membuat beberapa kata atau kalimat dalam sebuah
kartu, akan lebih baik apabila disertai dengan gambar, kemudian guru menyuuh
siswa mengurutkan beberapa kata sehingga menjadi kalimat yang sempurna.
F. KARTU PERMAINAN
BAHASA
Bila dibandinkan dengan jenis media
pembelajaran yang lain, kartu permainan memang cenderung lebih membutuhkan
ketelatenan guru dan pembuatnya, namun kartu permainan juga mempunyai potensi
yang sangat besar sebagai sarana penarik peserta didik, sarana komunikasi,
serta sarana untuk membantu siswa dalam mengingat konsep-konsep tertentu dalam
pembelajaran bahasa arab.
Beberapa kartu permainan bahasa di antaranya
adalah:
1. Sebutkan lawan
kata(udzkur al Aksu)
Guru menyiapkan beberapa kartu kosa kata yang telah
diajrkan dan lawan dari kata tersebut, kemudian guru memilih dua kelompok A dan
B yang terdiri dari 6 siswa. Dua kelompok tersebut kemudian maju ke depan kelas
dan saling berhadapan, guru memeberikan kartu pada masing-masing anggota
kelompok A dan B.
2. Tunjukkan
ke arah mana saya berjalan (shif lii al
thoriq)
Pertama-tama guru menyiapkan satu pasang kartu atau leih,
kartu pertama berisi penjelasan rute perjalanan yang harus ditempuh, kartu
kedua berisi deneh rute perjalanan.
3. Kertas-kertas
yang tercecer (al auroq al mumazzaqoh)
Langkah pertama adalah guru memilih beberapa halaman dai
majalah, koran, buku, dan Dll. Di mana materinya sesuai dengan bahan bacaan
yang telah dipeljari sebelumnya, kemudian guru memotong-motong materi tersebut
kedalam berbagai bentuk dan ukuran, dimana sekiranya siswa kesulitan untuk
mengembalikan guntingan – guntingan tersebut seperti semula. Setelah siswa
bisa mengembalikan sebagaimana aslinya
kemudian siswa diajak untuk membaca dan terakhir dilakukan tanya jawab.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Permainan
bahasa adalah suatu kegiatan yang menyenangkan dengan menggunakan media
tertentu guna mempermudah siswa-i dalam penyerapan materi pelajaran, karena ia
menjadi langkah pendekatan dalam pembelajaran untuk mempermudah pencapaian
tujuan dari pembelajaran bahasa arab, sehingga dapat tercapai kesempurnaan
pemahaman siswa-i terhadap materi yang telah disampaikan tanpa merasakan
kejenuhan dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Macam-macam
permainan bahasa dibagi berdasarkan kompetensi atau kecakapan yang harus
dikuasai oleh siswa-i, yaitu :
·
Permainan
bahasa untuk keterampilan menyimak (Istima’), seperti bisik berantai (Al-Asrar
al-Mutasalsil) dan Istima’ al-aghani.
·
Permainan
bahasa untuk keterampilan Berbicara (Kalam) seperti: Mengapa saya melakukan
pekerjaan ini (Limadza a’miltu hadza) dan Ta’bir Mushawwar.
·
Permainan
bahasa untuk keterampilan Membaca (Qiro’ah), seperti: Merapikan teks bacaan
(Tartib al-Nash) dan Antonim (Al-Mudhod).
·
Permainan
bahasa untuk keterampilan Menulis (Kitabah), seperti : Apakah kamu tahu (Hal
ta’rif) dan Ta’bir al-Shuwar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar