Jumat, 29 Agustus 2014

Permainan Bahasa



BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang Masalah
Bahasa arab adalah mata pelajaran yang sangat kompleks, karena terdiri dari berbagai terapan ilmu pengetahuan yang mencakup empat kecerdasan, sehingga  membutuhkan guru yang kompeten dalam penguasaan materi dan pengelolaan kelas, terutama dalam hal pemanfaatan media pembelajaran atau penciptaan suasana yang nyaman guna menarik minat belajar para siswa-i. Karena sejauh ini bahasa arab masih belum banyak diminati para siswa-i jika dibandingkan dengan bahasa ingris, hal tersebut dikarenakan bahasa arab belum populer dikalangan masyarakat, serta anggapan bahwasanya bahasa arab adalah ilmu yang rumit dan sulit untuk dipelajari.
Mengajarkan bahasa Arab tidak mudah, diperlukan usaha yang sangat besar dari guru, juga dibutuhkan fasilitas yang memadai, serta pemilihan metode yang sangat tepat bagi mereka. Guna mengairahkan minat belajar siswa-i dan memudahkan penyerapan materi serta pemahaman materi bahasa arab yang disampaikan.
Dari fenomena tersebut, diperlukan banyak faktor untuk menumbuhkan minat belajar bahasa arab para siswa-i, salah satu caranya adalah dengan menumbuhkan suasana yang nyaman dan menyenangkan. Seperti : pembelajaran bahasa arab yang dikemas dalam sebuah permainan, sehingga materi pelajaran bahasa arab yang disampaikan tidak dirasakan oleh siswa-i sebagai suatu beban pelajaran yang rumit namun dianggap sebagai sebuah kegiatan yang menyenangkan. Dan dari permainan tersebut para siswa-i dapat menyerap materi yang disampaikan dengan tanpa disadari, namun proses pembelajaran tetap dapat memenuhi SK, KD dan Indikator yang telah dirancang oleh guru dalam silabus maupun RPP.

Dalam proses pembelajaran bahasa arab dengan media permainan terdapat beberapa permasalahan terkait dengan pemahaman guru tentang media permainan, urgensi media dalam pembelajaran bahasa arab, pemilihan media dan proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan media permainan.

  1. Rumusan Masalah
  1. Bagaimanakah pengertian dari
  2. Apa tujuan dari permainan bahasa?
  3. Bagaimanakah macam-macam permainan bahasa ?
  1. Tujuan Masalah
1.      Mengetahui tentang  pengertian dari permainan bahasa
2.      Mengetahui tentang  tujuan dari permainan bahasa
3.      Mengetahui tentang  macam-macam permainan bahasa ?


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Permainan Bahasa
Permainan bahasa merupakan media baru yang dimanfaatkan dalam program pembelajaran bahasa arab. Dan hasil dari hasil aplikasi itu sangat berdampak positif dalam pengiasaan keterampilan bahasa, karena pada dasarnya pada proses pembelajaran bahasa asing diperlukan situasi yang menyenangkan. (Nasif Musthofa, 1983: 9)[1]
Permainan berasal dari kata “main” yang berarti perbuatan untuk menyenangkan hati( dilakukan dengan menggunakan alat-alat kesenangan atau tanpa media). Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia, Poerwodarminta (1976:  620) memberikan arti permaianan sebagai berikut: a. Mainan (alat untuk main), b. Pertunjukan, tontonan, c. Perhiasan,d. Perbuatan yang dilakukan dengan tidak sungguh-sungguh. Sedangkan Soerparno (1987:61) memberikan penjelasan; pada hakikatnya permainan bahasa adalah suatu aktifitas untuk memperoleh suatu keterampilan bahasa tertentu gengan cara yang menggembirakan.

Pengertian yang lebih lengkap dalam ranah pembelajaran bahasa sebagaimana diungkapkan oleh G.Gibbs dalam Nasif Musthofa (1983: 13) bahwa permainan bahasa adalah suatu kegiatan yang terjadi di dalamnya saling membantu atau salang bersaing antara para pebelajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan aturan-aturan tertentu.
B.     Tujuan Permainan Bahasa
1.      Menurut Soeparno (1987:61) yaitu untuk memperoleh kegembiraan dan untuk melatih keteramoilan bahasa tertentu.
2.      Nasif Musthofa (1984:14) :
a.       Memupuk jiwa permainan yang sehat,atau salaing mengungguli satu sama lain.
b.      Mendorong pebelajar untuk menyaksikan dan ikut serta dalam berbagai permainan.
c.       Memotifasi diri untuk tampil dengan sebaik-baiknya.
d.      Belajar untuk bekerja sama dalam suatu pekerjaan, atau mencapai sebuah kemenangan.
C.    Hal-hal Yang Harus di Perhatikan Dalam Menggunakan Permainan Bahasa
1.      Menurut Salim (1991: 16)
a.       Sifat permainan bahasa adalah sebagai sarana pembantu dalam pengajaran dan bukan “tujuan”.
b.      Banyak orang berkeyakinan bahwa permainan bahasa hanya cocok untuk usia-usia anak-anak padahal ada beberapa permainan bahasa yang cocok untuk usia-usia muda dan usia tua.
c.       Tujuan permainan bahasa tidak terbatas untuk menhilangkan kejenuhan dan kelelahan dalam pengajaran bahasa, akan tetapi untuk menyempurnakan materi bahasa yang diajarkan.
d.      Saat memilih dan menentukan permainan bahasa, hendaknya diperhatikan istila-istilah bahasa yang di ajarkan, tata cara oelaksanaan permaina “untuk kelompok- berpasang-pasangan – individu – golongan”.
2.      Menurut Nasih Musthofa (1983: 15) :
a.       Permaian bahasa merupakan kegiatan yang penuh denagn kerjasama.
b.      Permainan bahasa bertujuan untuk memotifasi pebelajar dalam menggunakan bahasa dengan tujuan sebagai alat komunikasi.
c.       Permainan bahasa menjadikan lebi jelas pengetahuan dan ide-ide yang adadiantara para pemain.
D.    Cara Memilih Permainan Bahasa Dan Petunjuk Pelaksanaannya
Menurut Salim (1991: 16) dalam memilih permainan bahasa dalam proses pembelajaran bahasa arab, maka harus memperhatikan hal-hal berikut :
1.      Pengajar harus menentukan batasan yang jelas, sehingga memumgkinkan untuk memilih permainan bahasa yang sesuai.
2.      Permainan bahasa harus sesuai dengan tingkatan pengajaran, kemampuan peserta didik, waktu, dan tempat yang tersedia.
3.      Rasa aman yang melingkupi siswa jangan sisiwa menimbulkan penyimpangan.
4.      Harus memperhatiakan keterampilan bebahasa, unsur-unsur bahasa, dan model-model bahasa agar pelaksanaan latihan bahasa dengan “permainan” menjadi sempurna.
5.      Jika permainan membutuhkan persiapan yang khusus, maka lebijh baik persiapan dilakukan sebelum permainan dilaksanakan.
6.      Sebelum permainan dimulai harus di yakinkan bahwa sisiwa telah memahami tata cara pelaksanaan permainan.
E.     Macam-mcam Permainan Bahasa
1.      Permainan Bahasa Untuk Keterampilan Menyimak (Istima’)
Menyimak bersifat pasif-reseptif dengan maksud : inisiatif untuk dapat berkomunikasi dengan berbahasa arab bukan berasal dari dirinya, melainkan dari orang lain yang sikap dan tindakannya diharapkan oleh pendengar untuk diperhatikan dengan seksama sehingga dapat dipahami maksudnya dan dapat diikuti struktur kalimatnya. Bahasa lisan yang dapat dipahami dapat berjenis : bunyi bahasa, fonem, suku kata, kata-kata lepas, frasa, kalimat dan wacana yang utuh dan lengkap. Karena tujuan utama dari kecakapan menyimak adalah : untuk dapat memahami bahasa lisan. Media permainan yang dapat dimanfaatkan antara lain :
a.       Bisik Berantai (al Asrar al Mutasaisil)
Permainan bahasa ini terdiri atas dua kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6 sampai 7 siswa, guru mmembisisk kosakata atau kalimat yang diperlihatkan kepada siswa yang paling depan pada masing-masing kelompok, untuk selanjutnya di bisikkan pada siswa dibelakangnya demikian sampai siswa berakhir, kelompok yang tercepat dan benar dialah yang menang.
b.      Perintah bersyarat (al Amr bi Syartin atau Qola Saimun)
Guru memberikak perintah  atau pertanyaan kepada pebelajar yang ditunjuk kedepan kelas, akan tetapi perintah atau pertanyaan baru boleh dilaksanakan jika di awali dengan kata “Qola Saimun” atau di awali dengan kata kunci (passward) yang telah disepakati pertama.
c.       Siapa yang Berbicara (Man al Mutahaddits)
Guru memperdengarkan sebuah percakapan yang sederhana, kemudian pebelajar diperintah untuk menebak siapa yang berbicara.
d.      Bagaimana saya pergi (kaifa adzhab)
Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk menunjukkan rute perjalanan sebuah kota atu tempat tertentu yang terdapat di peta atau yang tergambar di papan tulis, setelah memperdengarkan penjelasan singkat tentang perjalanana yang ingin ditempuhnya baik dari guru atau temannya, pebelajar diminta untuk melakukan apa yang telah di jelaskan sebelumnya.
2.      Permainan Bahasa Untuk Keterampilan Berbicara (Kalam)
Hal yang diprioritaskan dalam kecakapan berbicara adalah berkenaan dengan isi dan makna yang terkandung dalam sebuah pesan secara lisan. Maksud dari kemampuan berbicara adalah : kemampuan berkomunikasi secraa akurat dan efektif dalam penggunaan bahasa secara konteks. Sehingga tujuan utama pembelajaran keterampilan berbicara adalah : mampu menggunakan bahasa secara lisan. Media permainan yang dapat dimanfaatkan antara lain :
a.      Di mana saya (aina ana)
Guru memperagakan gerakan suatu kegiatan tertentu kemudian memberikan perintah kepada siswa untuk menebak dimana kegiatan tersebut dilakukan, seperti gerakan orang yang sedang makan, menunggu bis di halte, dll.
b.      Kotak barang (shunduq al Asy’ya’)
Guru memasukkan berbagai benda yang sebelumnya dipertunjukkan satu persatu pada siswa ke dalam sebuah kotak, setelah itu bertanya pada mereka benda apa yang dipegangnya, jika siswa menebak dengan benar maka benda tadi dikeluarkan, demikian sampai habis.
c.       Mendeskripsikan gambar (sifish shuroh)
Guru memperlihatkan beberapa gambar orang –orang yang terkenal (tokoh) kepada siswa kemudian menyuruh satu orang siswa untuk mengomentari satu gambar, demikian sampai akhir. Sebagai fariasi apabila siswa mempunyai gambar sendiri seorang tokoh, maka sebaiknya dipersilahkan untuk memaparkan dan teman-teman yang lain mendengarkan.
d.      Apa yang saya kerjakan (madza a’mal)
Guru memperagakan perbuatan tertentu atau menyuruh salah satu siswa untuk melakukan perbuatan tersebut, kemudian menyuruh siswa lain untuk menebak apa yang sedang dilakukannya. Apabila semua siswa telah bisa menebak, maka bisa dilakukan fariasi untuk kegiatan yang lebih banyak, sehingga siswa akan lebih berlatih untuk mengungkapakn lebih panjang lagi ungkapan yang pertama, begitu seterusnya.
e.       Pantomin (fikrotun dunal kalam)
Seperti halnya permainan “madza a’mal”, hanya saja soalnya lebih panjang atau perbuatan yang diperagakan guru atau siswa lebih komplek sehingga siswa menceritakannya ke dalam beberapa kalimat paragraf. Di samping itu kata-kata kunci dari permaina ini lebih bebas dibanding dengan permainan madza a’mal.
f.        Mengapa saya melakukan pekerjaan ini (limadza a’malu hadza)
Langkah yang harus disiapkan oleh guru adalah ; menyiapkan beberapa kartu yang masing kartu di dalamnya terdapat pertanyaan “limdza”, kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk memegang salah satu kartu dan membacanya. Apabila siswa dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan benar maka ia diberi kesempatan untuk membacakan pertanyaan pada kartu berikutnya.
g.      Apakah kamu tahu sebabnya (hal ta’rif as sabab)
Permainan ini dimulai dengan memilih salah satu siswa, diminta untuk maju ke depan kelas dan menuju pintu serta pergi ke suatu tempat namun sebelum ia pergi ia menengok teman-temannya sambil mengucap salam dan guru menunjukkan kartu kepada siswa (yang di tunjuk), yang isinya tempat yang harus di tuju. Kemudian siswa lain mulai menebak-nebak.

h.      Sepuluh langkah pertanyaan untuk satu jawaban(al asyru sualan)
Dalam permainan ini siswa akan menebak satu pekerjaan (profesi) yang dipilih oleh siswa. Untuk menuju jawaban yang dipilih oleh siswa, siswa lain harus mengajukan sepuluh pertanyaan yang dimulai dengan kata “Ù‡َÙ„ْ”dan jawaban yang diberikan harus “Ù†َعَÙ…ْ” atau “Ù„َا”.
3.      Permainan Bahasa Untuk Ketermpilan Membaca (Qiro’ah)
Menyimak pada dasarnya bersifat representatif, karena diawali dengan pemahaman terhadap informasi yang tertulis. Sehingga pembaca sebagai penerima dapat memahami dengan seksama teks yang ia baca. Adapun tujuan dari kecakapan membaca adalah : siswa-i mampu memahami teks bacaan yang telah dibaca dan pelajari. Media permainan yang dapat dimanfaatkan antara lain :
a.      Uji pengetahuan (Ikhtibar Ma’luumaatik)
Guru memberi beberapa soal teka-teki dalam bentuk tertulis dengan bentuk yang lucu dan kritis kemudian siswa menjawabnya. Atau guru menuliskan pertanyaan pada kartu dengan 10 pertanyaan dan jawawaban pada kartu lain.
b.      Sobekan (Al Auroq al Mumazzaqoh)
Guru memilih cerita-cerita pendek dari buku, majalah koran dan lain sebagainya, kemudian dipotong-potong menjadi beberapa bagian, selanjutnya guru mencertakan cerita tersebut, kemudian di suruh mengurutkan sesuai dengan cerita yang telah dibacakan.
c.       Antonim (Al Mudhod)
Guru menunjukkan kata yang ditulis di kartu kemudian siswa mwnyebutkan lawan kata tersebut, atau siswa disuruh mengambil kartu secara acak, dan siswa yang mendapatkan kartu langsung menyebutkan lawan katanya. Jika siswa tidak dapat menjawab, maka soal itu dilempar kepada siswa lain, jika siswa kedua dapat menyebutkan antonim kata tersebut maka ia berhak menentukan hukuman bagi siswa yang tidak dapat menyebutkan antonim kata tersebut.

d.      Mengeluarkan kata yang asing (Takhrij Al Kalimah al Ghoribah)
Guru memperlihatkan secara cepat beberapa jenis atau kelompok kata, (seperti  contoh; mufrod, mutsanna, jama’, mudzakkar, mu’annats, isim fail, isim maf’ul, , isim makan, dan seterusnya. Atau kelompok, contoh; alat-alat sekolah, dapur, petani, nelayan, dokter, dan seterusnya) satu diantara kelompok kata tersebut ada yang asing, siswa harus mencarinya dan membacanya.
e.       Kursi yang benar dan salah (al Kurs as Shohih dan al khtok )
Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 2 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa yang berjajar saling berlawanan menghadap kursi tersebut. Kemudian guru membacakan ungkapan yang terdiri dari ungkapan benar dan salah satu untuk siswa nomor 1, begitu juga untuk urutan berikutnya. Apabila mereka benar dalam menduduki kursi, maka kelompok tersebut mendapat satu point. Untuk ungkapan yang ada dalam kartu dapat diambil dari pelajaran yang telah dipelajari atau pengetahuan umum.
4.      Permainan Bahasa Untuk Keterampilan Menulis (Kitabah)
Dalam pengungkapan diri secara tertulis, seorang siswa mempunyai kesempatan untuk mengatur bahasa serta pesan yang akan disampaikan melalui tulisannya. Sehingga unsur kebahasaan menjadi aspek inti yang perlu untuk dicermati. Media permainan yang dapat dimanfaatkan antara lain :
a.      Al Kalimah al mutaqotti’ah (TTS)
Guru menyiapkan beberapa pertanyaan dalam bentuk teka-teki silang(TTS) kemudian guru menyuruh siswa menjawab soal tes secara individu atau kelompok.
b.      Melengkapi huruf atau kata yang kurang / hilang
Guru menyuruh siswa menuliskan satu huruf atau kata yang hilang pada pada kata atau kalimat tertentu yang dibantu dengan gambar yang menunjukkan kata dari jawaban yang dimaksud. Dan juga bisa dilakukan dengan cara memeberikan definisa, sinonim, antonim, atau bahkan dengan gerakan tubuh dari kata yang hilang tersebut.
c.       Menyempurnakan gambar dan menulis namanya
Guru menyiapkan beberapa gambar, dan gambar tersebut di gambar dengan cara teputus-putus, kemudian guru menyuruh siswa untuk menyempurnakan gambar yang dimaksut. Setelah selesai siswa diperintahkan untuka menulis mendeskripsikan gambar apa yang dimaksut.
d.      Apakah kamu tahu (hal ta’rif)
Guru memberi beberapa soal secara tertulis dan menyuruh siswa menjawabnya secara tertulis juga. Terkait dengan sesuatu yang ada di lingkungan siswa atau peristiwa yang aktual.
e.       Mengurutkan kalimah (tartibul jumal)
Guru membuat beberapa kata atau kalimat dalam sebuah kartu, akan lebih baik apabila disertai dengan gambar, kemudian guru menyuuh siswa mengurutkan beberapa kata sehingga menjadi kalimat yang sempurna.
F.     KARTU PERMAINAN BAHASA
Bila dibandinkan dengan jenis media pembelajaran yang lain, kartu permainan memang cenderung lebih membutuhkan ketelatenan guru dan pembuatnya, namun kartu permainan juga mempunyai potensi yang sangat besar sebagai sarana penarik peserta didik, sarana komunikasi, serta sarana untuk membantu siswa dalam mengingat konsep-konsep tertentu dalam pembelajaran bahasa arab.
Beberapa kartu permainan bahasa di antaranya adalah:
1.      Sebutkan lawan kata(udzkur al Aksu)
Guru menyiapkan beberapa kartu kosa kata yang telah diajrkan dan lawan dari kata tersebut, kemudian guru memilih dua kelompok A dan B yang terdiri dari 6 siswa. Dua kelompok tersebut kemudian maju ke depan kelas dan saling berhadapan, guru memeberikan kartu pada masing-masing anggota kelompok A dan B.
2.      Tunjukkan ke  arah mana saya berjalan (shif lii al thoriq)
Pertama-tama guru menyiapkan satu pasang kartu atau leih, kartu pertama berisi penjelasan rute perjalanan yang harus ditempuh, kartu kedua berisi deneh rute perjalanan.
3.      Kertas-kertas yang tercecer (al auroq al mumazzaqoh)
Langkah pertama adalah guru memilih beberapa halaman dai majalah, koran, buku, dan Dll. Di mana materinya sesuai dengan bahan bacaan yang telah dipeljari sebelumnya, kemudian guru memotong-motong materi tersebut kedalam berbagai bentuk dan ukuran, dimana sekiranya siswa kesulitan untuk mengembalikan guntingan – guntingan tersebut seperti semula. Setelah siswa bisa  mengembalikan sebagaimana aslinya kemudian siswa diajak untuk membaca dan terakhir dilakukan tanya jawab.























BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Permainan bahasa adalah suatu kegiatan yang menyenangkan dengan menggunakan media tertentu guna mempermudah siswa-i dalam penyerapan materi pelajaran, karena ia menjadi langkah pendekatan dalam pembelajaran untuk mempermudah pencapaian tujuan dari pembelajaran bahasa arab, sehingga dapat tercapai kesempurnaan pemahaman siswa-i terhadap materi yang telah disampaikan tanpa merasakan kejenuhan dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Macam-macam permainan bahasa dibagi berdasarkan kompetensi atau kecakapan yang harus dikuasai oleh siswa-i, yaitu :
·         Permainan bahasa untuk keterampilan menyimak (Istima’), seperti bisik berantai (Al-Asrar al-Mutasalsil) dan Istima’ al-aghani.
·         Permainan bahasa untuk keterampilan Berbicara (Kalam) seperti: Mengapa saya melakukan pekerjaan ini (Limadza a’miltu hadza) dan Ta’bir Mushawwar.
·         Permainan bahasa untuk keterampilan Membaca (Qiro’ah), seperti: Merapikan teks bacaan (Tartib al-Nash) dan Antonim (Al-Mudhod).
·         Permainan bahasa untuk keterampilan Menulis (Kitabah), seperti : Apakah kamu tahu (Hal ta’rif) dan Ta’bir al-Shuwar.



[1] Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, UIN Malang Press. 2009, hal: 79

Tidak ada komentar:

Posting Komentar