Selasa, 17 November 2015

Media Pembelajaran dalam Perspektif al-Qur'an



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latarbelakang
Guru sebagai penggiat memiliki peran yang penting terhadap proses optimalisasi diri siswa untuk menghasilkan perubahan prilaku yang relatif permanent, berdasarkan alasan itulah seorang guru hendaknya mampu merencanakan serta menciptakan suasana atau lingkungan belajar secara kondusif bagi siswa-siswanya. Namun, yang perlu digaris bawahi adalah bahwa guru bukanlah satu-satunya sumber belajar, dengan posisinya sebagai penggiat tadi ia pun harus mampu merencanakan serta menciptakan sumber-sumber belajar yang lainnya. Sumber itulah yang nantinya dapat dijadikan sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan dan atau diciptakan secara terencana oleh para guru atau pendidik, sumber tersebut biasa dikenal sebagai media pembelajaran. Media pembelajaran dijadikan sebagai penghubung antara guru dan siswa agar tercipta komunikasi yang efektif.
Dalam dunia pendidikan, seorang guru muslim seyogyanya menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman dalam mengajar. Menjadikannya sebagai referensi awal dalam segala hal yang akan ia ajarkan. Karena sesungguhnya Al Qur’an merupakan sebuah kitab yang universal dalam menerangkan segala persoalan, termasuk didalamnya mengenai media dalam pendidikan.
          إِنَا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ
Artinya: “Sungguh Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an berbahasa Arab,agar kamu   mengerti.”(QS. Yusuf,12:2)
Ada banyak ayat yang bertebaran dalam Al-Quran senada dengan ayat diatas menariknya ayat diatas ditutup dengan kalimat “la’allakum ta’qiluun” mudah-mudahan kalian menjadi orang yang berpikir dan berakal. Berdasarkan ayat ini jelas, menelaah Al-Qur’an yang berbahasa Arab dapat mengembangkan pemetaan pikiran, sedangkan pikiran yang terpetakan secara baik menjadi embrio bagi kemampuan mencari dan memecahkan persoalan. Dalam hal ini,benar apa yang dikatakan seyyed hossein nasr, membaca dan menelaah Al-Qur’an bukan hanya mencerdaskan hati, melainkan mencerdaskan akal-rasional. Akan tetapi masalah utama yang muncul adalah perbedaan bahasa. Disatu sisi AlQuran berbahasa Arab, disisi lain para user (pembacanya) bahasa ibunya bukan bahasa Arab.

Sabtu, 30 Agustus 2014

Analisis Kontrastif


1.   Pengertian
Analisis kontrastif adalah aktivitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan struktur B1 dengan struktur B2 untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan antara kedua bahasa. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat digunakan sebagai landasan dalam meramalkan atau memprediksi kesulitan-kesulitan belajar berbahasa yang akan dihadapi para siswa.[1]
Hambatan terbesar dalam proses menguasai bahasa  kedua (B2) adalah tercampurnya sistem bahasa  pertama (B1) dengan sistem B2. Analisis kontrastif (Anakon) mencoba menjembatani kesulitan tersebut dengan mengkontraskan kedua sistem bahasa  tersebut untuk meramalkan kesulitan-kesulitan yang terjadi.

Jumat, 29 Agustus 2014

ANEKA IMPLIKATUR YANG TERKANDUNG DALAM TINDAK TUTUR PADA NOVEL GARUDA DI DADAKU



ANEKA IMPLIKATUR YANG TERKANDUNG
DALAM TINDAK TUTUR PADA NOVEL GARUDA DI DADAKU
KARYA SALMAN ARISTO

Nur Ratna Yuni Astuti, Muhammad Rohmadi, dan Yant Mujiayanto
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
JPBS FKIP Universitas Sebelas Maret

Alamat Korespondensi: Mendungsari RT 05/RW III, Bulurejo,
Gondangrejo, Karanganyar 57773
HP 081393930688/085642181042, email: cahaya_ratna43@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan menjelaskan: (1) wujud tindak tutur yang mengandung implikatur dalam novel Garuda di Dadaku karya Salman Aristo; (2) aneka implikatur yang terkandung dalam tindak tutur pada novel Garuda di Dadaku karya Salman Aristo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data adalah data objektif berupa dokumen, yakni tuturan tokoh-tokoh dalam novel Garuda di Dadaku Karya Salman Aristo. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menganalisis/mengkaji/mencatat dokumen (content analysis). Uji validitas data menggunakan triangulasi teori. Teknik analisis data menggunakan model analisis jalinan atau mengalir (flow model of analysis). Hasil penelitian: (1) wujud tindak tutur yang mengandung implikatur dalam novel Garuda di Dadaku karya Salman Aristo, antara lain tindak tutur Representatif, Direktif, Ekspresif, Komisif, Deklarasi, dan tindak tutur perlokusi; (2) aneka implikatur yang terdapat dalam novel Garuda di Dadaku karya Salman Aristo berupa nilai moral/pembentukan karakter, sosial, religius, motivatif, politis, psikologis, serta hal-hal positif lain yang dapat dijadikan sebagai teladan hidup, baik dalam berperilaku atau bertutur kata, seperti tuturan yang mengandung tindakan mengeluh, menyuruh, mengajak, meminta maaf, menyenangkan orang lain, mengklaim, meminta izin, memberikan kepastian/alasan, pemberian apresiasi, ketidaksukaan terhadap sesuatu, mengkritik, menyindir, perasaan senang, humor, dan memberi nasihat.

Pembelajaran Bahasa Arab Dengan Media Permainan


Nur Lailatus Shofa
 BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Bahasa arab adalah mata pelajaran yang sangat kompleks, karena terdiri dari berbagai terapan ilmu pengetahuan yang mencakup empat kecerdasan, sehingga  membutuhkan guru yang kompeten dalam penguasaan materi dan pengelolaan kelas, terutama dalam hal pemanfaatan media pembelajaran atau penciptaan suasana yang nyaman guna menarik minat belajar para siswa-i. Karena sejauh ini bahasa arab masih belum banyak diminati para siswa-i jika dibandingkan dengan bahasa ingris, hal tersebut dikarenakan bahasa arab belum populer dikalangan masyarakat, serta anggapan bahwasanya bahasa arab adalah ilmu yang rumit dan sulit untuk dipelajari.
Mengajarkan bahasa Arab tidak mudah, diperlukan usaha yang sangat besar dari guru, juga dibutuhkan fasilitas yang memadai, serta pemilihan metode yang sangat tepat bagi mereka. Guna mengairahkan minat belajar siswa-i dan memudahkan penyerapan materi serta pemahaman materi bahasa arab yang disampaikan.
Dari fenomena tersebut, diperlukan banyak faktor untuk menumbuhkan minat belajar bahasa arab para siswa-i, salah satu caranya adalah dengan menumbuhkan suasana yang nyaman dan menyenangkan. Seperti : pembelajaran bahasa arab yang dikemas dalam sebuah permainan, sehingga materi pelajaran bahasa arab yang disampaikan tidak dirasakan oleh siswa-i sebagai suatu beban pelajaran yang rumit namun dianggap sebagai sebuah kegiatan yang menyenangkan. Dan dari permainan tersebut para siswa-i dapat menyerap materi yang disampaikan dengan tanpa disadari, namun proses pembelajaran tetap dapat memenuhi SK, KD dan Indikator yang telah dirancang oleh guru dalam silabus maupun RPP.

Dalam proses pembelajaran bahasa arab dengan media permainan terdapat beberapa permasalahan terkait dengan pemahaman guru tentang media permainan, urgensi media dalam pembelajaran bahasa arab, pemilihan media dan proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan media permainan.
B.     Rumusan Masalah
a.       Bagaimanakah pengertian dari media dan urgensi media dalam pembelajaran bahasa arab ?
b.      Bagaimanakah pengertian dari media permainan dalam pembelajaran bahasa arab ?
c.       Bagaimanakah model-model permainan bahasa ?
C.    Tujuan Masalah
a.       Mengetahui pengertian daripada media dan urgensi media dalam pembelajaran bahasa arab.
b.      Memahami pengertian dari permainan dalam pembelajaran bahasa arab.
c.       Memahami model-model permainan bahasa.
 BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian dan Urgensi Media dalam Pengajaran Bahasa Arab.
Media berasal dari bahasa latin : “Medius” yang berarti “tengah”. Dan secara umum media adalah semua bentuk perantara untuk menyebar, membawa atau menyampaikan suatu pesan (message) dan gagasan kepada penerima atau para siswa-i. Secara luas media diartikan dengan : “setiap orang, bahan, alat atau kejadian yang dapat mambantu para siswa-i untuk lebih mudah memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Sehingga guru, buku teks dan lingkungan sekolah disebut juga dengan media”.[1]
Menurut sejarah, media pertama kali disebut dengan visual education (alat peraga pandang) kemudian berubah menjadi Audio-visual aids (bahan pengajaran) kemudian berubah menjadi Audio-visual communication (komunikasi pandang dengar), yang selanjutnya berubah menjadi Educational Technology (teknologi pendidikan atau teknologi pengajaran).
Didalam bahasa arab media pengajaran disebut dengan “wasa’ilul idhoh, Al-Wasa’ilut Taudhih, atau Al-Mu’ayyimaatus Sima’iyah Wal Bashoriyah”. Atau alat pandang dan dengar.
Media pengajaran merupakan perpaduan antara hardware (peragkat keras) dan software perangkat lunak). Yang menurut Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan di Amerika, media dibatasi sebagai segala hal dan bentuk yang digunakan seseorang untuk menyampaikan suatu pesan atua informasi.

Tata letak kelas



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Lingkungan fisik dalam kelas dapat mendukung atau menghambat proses kegiatan pembelajaran, dan disamping itu juga dapat dimanfaatkan sebagai media sekaligus, tidak ada satu tata letak yang mutlak ideal, namun ada banyak pilihan yang mungkin bisa dilakukan oleh guru didalam kelas. Kegiatan belajar bahasa didalam kelas merupakan hal yang menyenangkan dan menantang, khususnya apabila sasarannya kurang ideal, dan akan lebih menyenangkan lagi apabila guru mampu memanfaatkan, menghadirkan, dan menggunakan media pembelajaran dalam beberapa kasus sarana di kelas bisa disusun ulang untuk menciptakan formasi yang berbeda agar guru dan siswa lebih leluasa dalam belajar.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian tata letak kelas?
2.      Bagaimanakah formasi yang digunakan untuk menata sarana kelas?

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Tata Letak Kelas Belajar[1]
Lingkungan fisik dalam kelas dapat mendukung atau menghambat proses kegiatan pembelajaran, dan disamping itu juga dapat dimanfaatkan sebagai media sekaligus, tidak ada satu tata letak yang mutlak ideal, namun ada banyak pilihan yang mungkin bisa dilakukan oleh guru didalam kelas. Kegiatan belajar bahasa didalam kelas merupakan hal yang menyenangkan dan menantang, khususnya apabila sasarannya kurang ideal, dan akan lebih menyenangkan lagi apabila guru mampu memanfaatkan, menghadirkan, dan menggunakan media pembelajaran dalam beberapa kasus sarana di kelas bisa disusun ulang untuk menciptakan formasi yang berbeda agar guru dan siswa lebih leluasa dalam belajar. Bahkan meja tradisional bisa disatukan agar membentuk meja besar dan juga membentuk formasi yang berbeda. Jika kita ingin melakukan hal yang demikian mintalah pada para siswa untuk membantu memindahkan meja kursi, hal itu juga membuat mereka terlibat, sehingga ada penghargaan tersendiri pada diri siswa.

Permainan Bahasa



BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang Masalah
Bahasa arab adalah mata pelajaran yang sangat kompleks, karena terdiri dari berbagai terapan ilmu pengetahuan yang mencakup empat kecerdasan, sehingga  membutuhkan guru yang kompeten dalam penguasaan materi dan pengelolaan kelas, terutama dalam hal pemanfaatan media pembelajaran atau penciptaan suasana yang nyaman guna menarik minat belajar para siswa-i. Karena sejauh ini bahasa arab masih belum banyak diminati para siswa-i jika dibandingkan dengan bahasa ingris, hal tersebut dikarenakan bahasa arab belum populer dikalangan masyarakat, serta anggapan bahwasanya bahasa arab adalah ilmu yang rumit dan sulit untuk dipelajari.
Mengajarkan bahasa Arab tidak mudah, diperlukan usaha yang sangat besar dari guru, juga dibutuhkan fasilitas yang memadai, serta pemilihan metode yang sangat tepat bagi mereka. Guna mengairahkan minat belajar siswa-i dan memudahkan penyerapan materi serta pemahaman materi bahasa arab yang disampaikan.
Dari fenomena tersebut, diperlukan banyak faktor untuk menumbuhkan minat belajar bahasa arab para siswa-i, salah satu caranya adalah dengan menumbuhkan suasana yang nyaman dan menyenangkan. Seperti : pembelajaran bahasa arab yang dikemas dalam sebuah permainan, sehingga materi pelajaran bahasa arab yang disampaikan tidak dirasakan oleh siswa-i sebagai suatu beban pelajaran yang rumit namun dianggap sebagai sebuah kegiatan yang menyenangkan. Dan dari permainan tersebut para siswa-i dapat menyerap materi yang disampaikan dengan tanpa disadari, namun proses pembelajaran tetap dapat memenuhi SK, KD dan Indikator yang telah dirancang oleh guru dalam silabus maupun RPP.

Dalam proses pembelajaran bahasa arab dengan media permainan terdapat beberapa permasalahan terkait dengan pemahaman guru tentang media permainan, urgensi media dalam pembelajaran bahasa arab, pemilihan media dan proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan media permainan.

  1. Rumusan Masalah
  1. Bagaimanakah pengertian dari
  2. Apa tujuan dari permainan bahasa?
  3. Bagaimanakah macam-macam permainan bahasa ?
  1. Tujuan Masalah
1.      Mengetahui tentang  pengertian dari permainan bahasa
2.      Mengetahui tentang  tujuan dari permainan bahasa
3.      Mengetahui tentang  macam-macam permainan bahasa ?


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Permainan Bahasa
Permainan bahasa merupakan media baru yang dimanfaatkan dalam program pembelajaran bahasa arab. Dan hasil dari hasil aplikasi itu sangat berdampak positif dalam pengiasaan keterampilan bahasa, karena pada dasarnya pada proses pembelajaran bahasa asing diperlukan situasi yang menyenangkan. (Nasif Musthofa, 1983: 9)[1]
Permainan berasal dari kata “main” yang berarti perbuatan untuk menyenangkan hati( dilakukan dengan menggunakan alat-alat kesenangan atau tanpa media). Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia, Poerwodarminta (1976:  620) memberikan arti permaianan sebagai berikut: a. Mainan (alat untuk main), b. Pertunjukan, tontonan, c. Perhiasan,d. Perbuatan yang dilakukan dengan tidak sungguh-sungguh. Sedangkan Soerparno (1987:61) memberikan penjelasan; pada hakikatnya permainan bahasa adalah suatu aktifitas untuk memperoleh suatu keterampilan bahasa tertentu gengan cara yang menggembirakan.

Media Pembelajaran dan Keberhasilan Belajar



MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEBERHASILAN BELAJAR
BAB I
PENDAHULUAN
  A.    Latar Belakang
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media pembelajaran, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respons yang diharapkan, ternasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat, keinginan yang baru, motivasi, rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu, sehingga yang menjadi tujuan dari pembelajaran bisa tercapai secara maksimal. Namun dalam kesempatan ini, kami hanya akan fokuskan pada media pembelajaran serta keberhasilan dalam belajar yang termasuk salah satu tujuan dari pemilihan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar.