BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Lingkungan fisik dalam kelas dapat
mendukung atau menghambat proses kegiatan pembelajaran, dan disamping itu juga
dapat dimanfaatkan sebagai media sekaligus, tidak ada satu tata letak yang
mutlak ideal, namun ada banyak pilihan yang mungkin bisa dilakukan oleh guru
didalam kelas. Kegiatan belajar bahasa didalam kelas merupakan hal yang
menyenangkan dan menantang, khususnya apabila sasarannya kurang ideal, dan akan
lebih menyenangkan lagi apabila guru mampu memanfaatkan, menghadirkan, dan
menggunakan media pembelajaran dalam beberapa kasus sarana di kelas bisa
disusun ulang untuk menciptakan formasi yang berbeda agar guru dan siswa lebih
leluasa dalam belajar.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian tata letak kelas?
2.
Bagaimanakah formasi yang digunakan untuk menata sarana kelas?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Tata Letak Kelas Belajar[1]
Lingkungan fisik dalam kelas dapat
mendukung atau menghambat proses kegiatan pembelajaran, dan disamping itu juga
dapat dimanfaatkan sebagai media sekaligus, tidak ada satu tata letak yang
mutlak ideal, namun ada banyak pilihan yang mungkin bisa dilakukan oleh guru
didalam kelas. Kegiatan belajar bahasa didalam kelas merupakan hal yang
menyenangkan dan menantang, khususnya apabila sasarannya kurang ideal, dan akan
lebih menyenangkan lagi apabila guru mampu memanfaatkan, menghadirkan, dan
menggunakan media pembelajaran dalam beberapa kasus sarana di kelas bisa
disusun ulang untuk menciptakan formasi yang berbeda agar guru dan siswa lebih
leluasa dalam belajar. Bahkan meja tradisional bisa disatukan agar membentuk
meja besar dan juga membentuk formasi yang berbeda. Jika kita ingin melakukan
hal yang demikian mintalah pada para siswa untuk membantu memindahkan meja
kursi, hal itu juga membuat mereka terlibat, sehingga ada penghargaan
tersendiri pada diri siswa.
Sebagian tata-letak yang disajikan disini tidak dimaksudkan formasi
yang permanen, jika sarana dikelas bisa dipindah-pindah, maka sangatlah mungkin
untuk menerapkan beberapa tata-letak yang sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Namun perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1.
Aksesibilitas, yakni ruang kelas ditata agar siswa dapat memperoleh
dan menjangkau alat (media) dan sumber belajar sehingga dapat belajar dengan
cepat dan mudah.
2.
Mobilitas, yakni ruang kelas tempat duduk ditata yang memungkinkan
guru dan siswa dapat bergerak, berinteraksi di kelas dari satu bagian ke bagian
lainnya dengan mudah dan tidak mengganggu suasana belajar.
3.
Interaksi, yakni suasana ruang kelas ditata agar terjadi interaksi
belajar dengan apa yang ada di ruang kelas, tempat duduk kelas juga ditata agar
terjadi interaksi banyak arah, tidak hanya guru-siswa, tetapi juga siswa guru,
dan siswa siswa, dan semua siswa dapat berinteraksi dengan media yang digunakan
oleh guru.
4.
Variasi kerja siswa, yakni kelas ditata yang dapat memberikan
kemungkinan siswa untuk belajar atau bekerja secara perorangan, berpasangan,
atau kelompok.
5.
Kenyamanan belajar, yakni keals ditata yang dapat memberikan
suasana belajar terasa nyaman, aman, indah, sejuk dan membuat siswa kerasan
belajar.
Dengan demikian menata ulang situasi
dikelas sangat dibutuhkan, untuk menciptakan situasi yang memungkinkan siswa
belajar lebih nyaman, dan menjadikannya selalu kangen dengan situasi kelas
belajar dan juga media yang digunakan guru.
B.
Tata Letak Kelas Belajar Bahasa Arab Dengan Menggunakan Media
Berikut beberapa alternative formasi
yang bisa digunakan untuk menata sarana kelas kegiatan belajar dengan
menggunakan media pembelajaran, sebagaimana dikemukakan oleh Melvin (2006:
37-41) dan Ismail Sinny dkk (1991: 105-108) diantaranya adalah :
·
Formasi “U” (Setengah Lingkaran)
Bentuk “U” ini merupaan formasi
serbaguna, siswa dapat menggunakan permukaan untuk membaca dan menulis, dapat
melihat guru dan atau berinteraksi dengan Media Visual atau Audio Visual yang
dipergunakan guru dengan mudah. Dengan formasi ini juga siswa dapat dengan mudah
dipasangkan, disamping itu susunan ini juga mudah untuk mendistribusikan buku
pelajaran atau tugas lainnya dengan cepat kepada siswa, karena guru bisa
memasuki sisi dalam, dari formasi bentuk “U” ini, dan berjalan-jalan menuju
titik yang berbeda dengan membawa materi pelajaran. Disamping itu guru dapat
melihat dan menatap seluruh siswa. Dengan demikian dimungkinkan siswa dapat
belajar dan bimbingan dari guru secara efektif dan efisien. Contoh desain :
Guru
|
Desain I
Guru
|
Desain
III
·
Formasi Tim (Kelompok)
Bentuk tim atau kelompok bisa
dilakukan dengan cara megelompokkan meja secara melingkara didalam ruang kelas,
dan ini memunginkana guru untuk meningkatkan interaksi antar tim. Guru dapat
menempatkan meja untuk membentuk formasi yang paling akrab, jika hal ini dilakukan
maka beberapa siswa harus memutar kursi mereka agar menghadap ke depan kelas
supaya bisa meliihat guru dan papan tulis. Atau dapat pula menyusun kursi dalam
bentuk setengah lingkaran agar tidak ada siswa yang membelakangi ruang depan
kelas. Formsai ini juga mampu memudahkan guru ketika menggunakan media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Contoh desain ;
Guru
|
·
Guru
|
Guru
|
Perlu diingat bila guru duduk dari
sisi yang lebih panjang, siswa yang berada diujung akan merasa diabaikan
sehingga ia tidak merasa nyaman dan akibatnya ia juga mengabaikan pelajaran.
Oleh karenanya, bila formasi ini dipilih oleh guru maka sebaiknya dihindari
bentuk yang memanjang. Atau posisi guru berada di tengah, bukan pada posisi
ujung. Contoh desain:
Guru
|
Kita juga dapat membentuk formasi
meja konferensi dengan menggabungkan beberapa meja kecil dengan bagian tengah
dikosongkan, sehingga kelas terkesan lebih rapi dan luas.
Guru
|
·
Formasi Lingkaran
Bentuk lingkaran menjadikan
interaksi tatap muka akan lebih baik dengan hanya menempatkan siswa dalam
bentuk lingkaran sangat ideal untuk diskusi kelompok besar dan juga sangat
efektif untuk memberikan penjelasan apalagi guru menggunakan media
pembelajaran. Bila ada ruang lingkaran yang memadahi, kita bisa meminta siswa
untuk menata kursi mereka secara cepat menjadi banyak bentuk sub-kelompok.
Contoh desain:
Guru
|
Jika kita ingin menyediakan alas untuk menulis bagi siswa, gunakan
bentuk alternative, perintahkan siswa untuk memutar kursi manakala kita
menghendaki diskusi kelompok. Contoh desain:
·
Formasi kelompok pada kelompok
Bentuk ini
memungkinkan kita untuk melakukan diskusi terbuka atau membuat drama, debat,
atau melakukan aktivitas kelompok. Desain yang paling umum terdiri dari formasi
lingkaran kursi, atau dapat menempatkan meja konferensi ditengah-tengahnya,
yang dikelilingi dengan kursi. Contoh desain:
·
Formasi ruang kerja
Bentuk ini sangat cocok untuk lingkungan aktif khas laboratorium
dimana siswa duduk diruang kerja untuk mengerjakan soal atau tugas, agar siswa
bisa melakukan kemitraan. Contoh desain:
·
Formasi pengelompokan terpencar
Bentuk ini bisa dilakukan jika ruang kelas kita cukup besar atau
jika tersedia tempat diruangan sebelah, tempatkanlah meja dan atau kursi yang
bisa digunakan oleh sub-sub kelompok untuk melakukan aktivitas belajar berbasis
tim. Usahakan susunan berpencar ini agak berjauhan agar-agar tim-tim yang ada tidak
saling mengganggu, namun juga jangan terlalu jauh agar tidak kesulitan untuk
melakukan interaksi antar tim.
Guru
|
·
Formasi “V” (tanda pangkat)
Susunan ruang kelas
tradisional-deretan meja kursi tidak kondusif dan cepat membuat bosan siswa,
apalagi dengan jumah kelas besar. Maka adakalanya perlu menata ulang ruang
tersebut, dengan ruang kelas model pangkat atau formasi “V”, agar mengurangi
jarak antar siswa dan penglihatan yang lebih baik kebagian depan kelas, dan
lebih baik memungkinkan untuk melihat sesama siswa dari pada bentuk deretn
lurus, akan lebih baik lagi bila ditengah-tengah diberi jarak. Hal ini juga
akan memudahkan siswa untuk melihat media pembelajaran yang digunakan oleh
guru. Contoh desain:
Guru
|
·
Formasi Kelas Tradisional
Jika tidak memungkinkan untuk membuat bentuk lengkung, cobalah kita
mengelompokkan kursi secara berpasangan. Cobalah kita membuat deretan dalam
jumlah genap dan beri ruang yang cukup antar deret itu agar pasangan siswa
dalam deret ganjil dapat memutar kursi dan menciptakan kuartet dengan pasangan
yang duduk tepat dibelakangnya, atau di deretan berikutnya. Contoh desain:
Guru
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Alternative formasi yang bisa
digunakan untuk menata sarana kelas kegiatan belajar dengan menggunakan media
pembelajaran, sebagaimana dikemukakan oleh Melvin (2006: 37-41) dan Ismail
Sinny dkk (1991: 105-108) diantaranya adalah :
·
Formasi “U” (Setengah Lingkaran)
·
Formasi Tim (Kelompok)
·
Formasi Meja Konferensi
·
Formasi Lingkaran
·
Formasi kelompok pada kelompok
·
Formasi ruang kerja
·
Formasi pengelompokan terpencar
·
Formasi “V” (tanda pangkat)
·
Formasi Kelas Tradisional
B.
Saran
Jadi fungsi formasi tata letak kelas
sperti disebutkan diatas itu sangatlah penting juga digunakan dalam media
pembelajaran agar suasana tidak terkesan membosankan dan juga menumbuhkan
semangat belajar peserta didik dan juga menjadikan maksimalnya pengajaran bagi
guru.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahab Rosyidi, M.Pd., 2009,Media Pembelajaran Bahasa Arab,
(Malang, UIN-MALANG PRESS)
[1] Abdul Wahab Rosyidi, M.Pd., Media Pembelajaran Bahasa Arab,
(2009. Malang, UIN-MALANG PRESS) hal, 113-124
Tidak ada komentar:
Posting Komentar