Jumat, 29 Agustus 2014

Tata letak kelas



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Lingkungan fisik dalam kelas dapat mendukung atau menghambat proses kegiatan pembelajaran, dan disamping itu juga dapat dimanfaatkan sebagai media sekaligus, tidak ada satu tata letak yang mutlak ideal, namun ada banyak pilihan yang mungkin bisa dilakukan oleh guru didalam kelas. Kegiatan belajar bahasa didalam kelas merupakan hal yang menyenangkan dan menantang, khususnya apabila sasarannya kurang ideal, dan akan lebih menyenangkan lagi apabila guru mampu memanfaatkan, menghadirkan, dan menggunakan media pembelajaran dalam beberapa kasus sarana di kelas bisa disusun ulang untuk menciptakan formasi yang berbeda agar guru dan siswa lebih leluasa dalam belajar.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian tata letak kelas?
2.      Bagaimanakah formasi yang digunakan untuk menata sarana kelas?

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Tata Letak Kelas Belajar[1]
Lingkungan fisik dalam kelas dapat mendukung atau menghambat proses kegiatan pembelajaran, dan disamping itu juga dapat dimanfaatkan sebagai media sekaligus, tidak ada satu tata letak yang mutlak ideal, namun ada banyak pilihan yang mungkin bisa dilakukan oleh guru didalam kelas. Kegiatan belajar bahasa didalam kelas merupakan hal yang menyenangkan dan menantang, khususnya apabila sasarannya kurang ideal, dan akan lebih menyenangkan lagi apabila guru mampu memanfaatkan, menghadirkan, dan menggunakan media pembelajaran dalam beberapa kasus sarana di kelas bisa disusun ulang untuk menciptakan formasi yang berbeda agar guru dan siswa lebih leluasa dalam belajar. Bahkan meja tradisional bisa disatukan agar membentuk meja besar dan juga membentuk formasi yang berbeda. Jika kita ingin melakukan hal yang demikian mintalah pada para siswa untuk membantu memindahkan meja kursi, hal itu juga membuat mereka terlibat, sehingga ada penghargaan tersendiri pada diri siswa.

Sebagian tata-letak yang disajikan disini tidak dimaksudkan formasi yang permanen, jika sarana dikelas bisa dipindah-pindah, maka sangatlah mungkin untuk menerapkan beberapa tata-letak yang sesuai dengan apa yang kita inginkan. Namun perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1.      Aksesibilitas, yakni ruang kelas ditata agar siswa dapat memperoleh dan menjangkau alat (media) dan sumber belajar sehingga dapat belajar dengan cepat dan mudah.
2.      Mobilitas, yakni ruang kelas tempat duduk ditata yang memungkinkan guru dan siswa dapat bergerak, berinteraksi di kelas dari satu bagian ke bagian lainnya dengan mudah dan tidak mengganggu suasana belajar.
3.      Interaksi, yakni suasana ruang kelas ditata agar terjadi interaksi belajar dengan apa yang ada di ruang kelas, tempat duduk kelas juga ditata agar terjadi interaksi banyak arah, tidak hanya guru-siswa, tetapi juga siswa guru, dan siswa siswa, dan semua siswa dapat berinteraksi dengan media yang digunakan oleh guru.
4.      Variasi kerja siswa, yakni kelas ditata yang dapat memberikan kemungkinan siswa untuk belajar atau bekerja secara perorangan, berpasangan, atau kelompok.
5.      Kenyamanan belajar, yakni keals ditata yang dapat memberikan suasana belajar terasa nyaman, aman, indah, sejuk dan membuat siswa kerasan belajar.
Dengan demikian menata ulang situasi dikelas sangat dibutuhkan, untuk menciptakan situasi yang memungkinkan siswa belajar lebih nyaman, dan menjadikannya selalu kangen dengan situasi kelas belajar dan juga media yang digunakan guru.
B.     Tata Letak Kelas Belajar Bahasa Arab Dengan Menggunakan Media
Berikut beberapa alternative formasi yang bisa digunakan untuk menata sarana kelas kegiatan belajar dengan menggunakan media pembelajaran, sebagaimana dikemukakan oleh Melvin (2006: 37-41) dan Ismail Sinny dkk (1991: 105-108) diantaranya adalah :
·         Formasi “U” (Setengah Lingkaran)
Bentuk “U” ini merupaan formasi serbaguna, siswa dapat menggunakan permukaan untuk membaca dan menulis, dapat melihat guru dan atau berinteraksi dengan Media Visual atau Audio Visual yang dipergunakan guru dengan mudah. Dengan formasi ini juga siswa dapat dengan mudah dipasangkan, disamping itu susunan ini juga mudah untuk mendistribusikan buku pelajaran atau tugas lainnya dengan cepat kepada siswa, karena guru bisa memasuki sisi dalam, dari formasi bentuk “U” ini, dan berjalan-jalan menuju titik yang berbeda dengan membawa materi pelajaran. Disamping itu guru dapat melihat dan menatap seluruh siswa. Dengan demikian dimungkinkan siswa dapat belajar dan bimbingan dari guru secara efektif dan efisien. Contoh desain :





Guru

                                                                                                                                Desain II
                 Desain I


Guru

                                                                                        










                                                             Desain III
·         Formasi Tim (Kelompok)
Bentuk tim atau kelompok bisa dilakukan dengan cara megelompokkan meja secara melingkara didalam ruang kelas, dan ini memunginkana guru untuk meningkatkan interaksi antar tim. Guru dapat menempatkan meja untuk membentuk formasi yang paling akrab, jika hal ini dilakukan maka beberapa siswa harus memutar kursi mereka agar menghadap ke depan kelas supaya bisa meliihat guru dan papan tulis. Atau dapat pula menyusun kursi dalam bentuk setengah lingkaran agar tidak ada siswa yang membelakangi ruang depan kelas. Formsai ini juga mampu memudahkan guru ketika menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Contoh desain ;
Guru

 








·        
Guru

Formasi Meja Konferensi
Guru


Bentuk meja konferensi sangat baik bila mejanya relative bundar atau persegi, bentuk ini meminimalkan dominasi guru dan memaksimalkan peran siswa, disamping itu siswa dapat berinteraksi dan menatap keseluruhan siswa. Meja berbentuk empat persegi panjang bisa menciptakan kesan formal jika guru berada diujung meja. Dalam model tempat duduk seperti ini guru tidak banyak kesana kemari, cukup ditempat saja guru memberikan semua penjelasan, intruksinya dan sekaligus mengkontrolnya. Apabila guru menggunakan media pembelajaran, maka semua siswa dapat melihatnya dengan jelas. Atau, kalau ingin bergerak guru bisa keliling dari belakang tempat duduk siswa. Contoh desain:








Perlu diingat bila guru duduk dari sisi yang lebih panjang, siswa yang berada diujung akan merasa diabaikan sehingga ia tidak merasa nyaman dan akibatnya ia juga mengabaikan pelajaran. Oleh karenanya, bila formasi ini dipilih oleh guru maka sebaiknya dihindari bentuk yang memanjang. Atau posisi guru berada di tengah, bukan pada posisi ujung. Contoh desain:
Guru


 








Kita juga dapat membentuk formasi meja konferensi dengan menggabungkan beberapa meja kecil dengan bagian tengah dikosongkan, sehingga kelas terkesan lebih rapi dan luas.

Guru

 








·         Formasi Lingkaran
Bentuk lingkaran menjadikan interaksi tatap muka akan lebih baik dengan hanya menempatkan siswa dalam bentuk lingkaran sangat ideal untuk diskusi kelompok besar dan juga sangat efektif untuk memberikan penjelasan apalagi guru menggunakan media pembelajaran. Bila ada ruang lingkaran yang memadahi, kita bisa meminta siswa untuk menata kursi mereka secara cepat menjadi banyak bentuk sub-kelompok. Contoh desain:
Guru

 










Jika kita ingin menyediakan alas untuk menulis bagi siswa, gunakan bentuk alternative, perintahkan siswa untuk memutar kursi manakala kita menghendaki diskusi kelompok. Contoh desain:









·         Formasi kelompok pada kelompok
Bentuk ini memungkinkan kita untuk melakukan diskusi terbuka atau membuat drama, debat, atau melakukan aktivitas kelompok. Desain yang paling umum terdiri dari formasi lingkaran kursi, atau dapat menempatkan meja konferensi ditengah-tengahnya, yang dikelilingi dengan kursi. Contoh desain:












·         Formasi ruang kerja
Bentuk ini sangat cocok untuk lingkungan aktif khas laboratorium dimana siswa duduk diruang kerja untuk mengerjakan soal atau tugas, agar siswa bisa melakukan kemitraan. Contoh desain:








·         Formasi pengelompokan terpencar
Bentuk ini bisa dilakukan jika ruang kelas kita cukup besar atau jika tersedia tempat diruangan sebelah, tempatkanlah meja dan atau kursi yang bisa digunakan oleh sub-sub kelompok untuk melakukan aktivitas belajar berbasis tim. Usahakan susunan berpencar ini agak berjauhan agar-agar tim-tim yang ada tidak saling mengganggu, namun juga jangan terlalu jauh agar tidak kesulitan untuk melakukan interaksi antar tim.
Guru

 










·         Formasi “V” (tanda pangkat)
Susunan ruang kelas tradisional-deretan meja kursi tidak kondusif dan cepat membuat bosan siswa, apalagi dengan jumah kelas besar. Maka adakalanya perlu menata ulang ruang tersebut, dengan ruang kelas model pangkat atau formasi “V”, agar mengurangi jarak antar siswa dan penglihatan yang lebih baik kebagian depan kelas, dan lebih baik memungkinkan untuk melihat sesama siswa dari pada bentuk deretn lurus, akan lebih baik lagi bila ditengah-tengah diberi jarak. Hal ini juga akan memudahkan siswa untuk melihat media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Contoh desain:
Guru

 







·         Formasi Kelas Tradisional
Jika tidak memungkinkan untuk membuat bentuk lengkung, cobalah kita mengelompokkan kursi secara berpasangan. Cobalah kita membuat deretan dalam jumlah genap dan beri ruang yang cukup antar deret itu agar pasangan siswa dalam deret ganjil dapat memutar kursi dan menciptakan kuartet dengan pasangan yang duduk tepat dibelakangnya, atau di deretan berikutnya. Contoh desain:






Guru

 


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Alternative formasi yang bisa digunakan untuk menata sarana kelas kegiatan belajar dengan menggunakan media pembelajaran, sebagaimana dikemukakan oleh Melvin (2006: 37-41) dan Ismail Sinny dkk (1991: 105-108) diantaranya adalah :
·         Formasi “U” (Setengah Lingkaran)
·         Formasi Tim (Kelompok)
·         Formasi Meja Konferensi
·         Formasi Lingkaran
·         Formasi kelompok pada kelompok
·         Formasi ruang kerja
·         Formasi pengelompokan terpencar
·         Formasi “V” (tanda pangkat)
·         Formasi Kelas Tradisional
B.     Saran
Jadi fungsi formasi tata letak kelas sperti disebutkan diatas itu sangatlah penting juga digunakan dalam media pembelajaran agar suasana tidak terkesan membosankan dan juga menumbuhkan semangat belajar peserta didik dan juga menjadikan maksimalnya pengajaran bagi guru.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahab Rosyidi, M.Pd., 2009,Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang, UIN-MALANG PRESS)


[1] Abdul Wahab Rosyidi, M.Pd., Media Pembelajaran Bahasa Arab, (2009. Malang, UIN-MALANG PRESS) hal, 113-124

Tidak ada komentar:

Posting Komentar