Jumat, 29 Agustus 2014

Media Pembelajaran dan Keberhasilan Belajar



MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEBERHASILAN BELAJAR
BAB I
PENDAHULUAN
  A.    Latar Belakang
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media pembelajaran, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respons yang diharapkan, ternasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat, keinginan yang baru, motivasi, rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu, sehingga yang menjadi tujuan dari pembelajaran bisa tercapai secara maksimal. Namun dalam kesempatan ini, kami hanya akan fokuskan pada media pembelajaran serta keberhasilan dalam belajar yang termasuk salah satu tujuan dari pemilihan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

A.    Rumusan masalah
1.    Apa pengertian Media pembelajaran dan keberhasilan belajar?
2.    Meliputi apa saja aspek-aspek  media pembelajaran dan keberhasilan belajar?
B.     Tujuan Pembahasan
1.    Untuk mengetahui pengertian Media Pembelajaran dan Keberhasilan Belajar.
2.    Untuk mengetahui apa saja sebagian aspek Media Pembelajaran dan Keberhasilan Belajar.



BAB II

PEMBAHASAN

I.       Pengertian Media Pembelajaran dan Keberhasilan Belajar
A.    Pengertian Media Pembelajaran
Istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari "medium" yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Banyak pakar tentang media pembelajaran yang memberikan batasan tentang pengertian media. Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 : 2) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”. Sedangkan pengertian media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah “media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran”. Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu : “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.
Media pendidikan merupakan bagian integral dari pembelajaran sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih bermutu. Karena itu media pendidikan di sebut juga media instruksional. Dengan demikian, media pendidikan mempunyai beberapa nilai praktis atau dapat berfungsi sebagai berikut :
a.       Media pendidikan dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi murid. Misalnya siswa berasal dari golongan mampu memiliki pengalaman sehari-harinya berbeda dengan golongan kurang mampu. Perbedaan ini dapat di tanggulangi dengan mempertontonkan film, gambar, tv dan sebagainya.
b.      Media pendidikan dapat mengatasi batas-batas ruang kelas. Misalnya benda yang di ajarkan terlalu besar atau berat bila di bawa ke ruang kelas untuk diamati secara langsung. Maka dapat di tanggulangi dengan film, gambar slidefilm strip dan sebagainya.
c.       Media pendidikan dapat mengatasi keterbatasan karena jarak. Apabila secara langsung tidak dapat di amati karena terlalu kecil seperti molekul, sel atau atom maka dapat diatasi dengan model, gambar, dan sebagainya.
d.      Media pendidikan dapat mengatasi masalah keterbatasan waktu. Apabila secara langsung gerakan benda sulit atau tidak dapat diamati karena terlalu lambat atau terlalu cepat, sedangkan gerakan itu menjadi pusat perhatian siswa maka dapat digunakan film strip dan sebagainya.
e.       Media pendidikan dapat di gunakan untuk memperlihatkan hal-hal atau peristiwa yang tidak dapat di ulang kembali atau telah terjalin dari masa lampau. Seperti peristiwa bencana alam, tiupan angin dan sebagainya maka dapat di gunakan film, film strip, slide dan sebagainya.
f.       Media pendidikan memungkinkan adanya kontak langsung dengan masyarakat atau dengan alam atau lingkungannya. Misalnya dengan mengunjungi suatu tempat.
g.      Media pendidikan memberikan kesamaan dalam pengamatan terhadap sesuatu objek.
h.      Media pendidikan dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar.

Jadi, secara umum dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah media ini sangat populer dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasamya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran.[1]

B.     Pengertian Keberhasilan Belajar
Keberhasilan secara etimologi  yaitu berasal dari kata hasil yang artinya sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha. Keberhasilan dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah perihal (keadaan) berhasil.
Keberhasilan itu adalah sebuah kemenangan, namun untuk bisa meraih yang namanya keberhasilan, maka anda harus mempunyai keyakinan untuk itu. Keberhasilan membutuhkan keyakinan. Ketika anda merasa yakin, maka anda secara otomatis akan memperoleh atau menghasilkan sebuah kekuatan, ketrampilan dan juga menghasilkan suatu energi yang diperlukan untuk sebuah keberhasilan. Ketika anda percaya dapat melakukannya, maka kembangkanlah bagaimana anda melakukannya.
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan ( Moh. Surya, 1992, 23).
Dari pengertian keberhasilan dan belajar kita dapat mengetahui bahwa keberhasilan belajar adalah tercapainya keadaan proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Keberhasilan belajar bisa diketahui dengan evaluasi, karena evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Padanan kata evaluasi adalah assessment yang menurut Tardif dkk., (1989).[2]
II. Aspek-aspek Media Pembelajaran dan Keberhasilan Belajar
A.  Tujuan Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 Tujuan utama penggunaan media pengajaran adalah agar pesan atau informasi yang dikomunikasikan tersebut dapat diserap semaksimal mungkin oleh para siswa sebagai penerima informasi. (Soeparna, 1987:5). Dengan demikian informasi akan lebih cepat dan mudah untuk diproses oleh peserta didik tanpa harus melalui proses panjang yang akan menjadikannya menjadi jenuh, apalagi dalam proses pembelajaran bahasa, dimana peserta didik dibekali ketrampilan berbahasa secara kontinyu untuk memperoleh ketrampilan tersebut. Padahal berlatih secara kontinyu adalah hal yang membosankan, sehingga kehadiran media sangat diperlukan.[3]

C.    Macam-macam Media Pembelajaran dan kriteria Memilih Media Pengajaran
Secara umum, media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi jika dilihat dari masing-masing segi, diantaranya sebagai berikut.
a.       Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi menjadi:
1)      Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki insur suara, seperti radio dan rekaman suara.
2)      Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung, unsure suara. Contohnya adalah film slide, foto, transparansi, lukisan gambar, dan berbagai bahan yang dapat dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.
3)      Media audiovisual. Yaitu media yang selain dapat mengandung unsur suara juga mengandung unsure gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, film, slide suara, dan lain sebagainya.
b.      Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dibagi menjadi:
1)      Media yang memiliki daya input yang luas dan serentak seperti radio dan televici. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang actual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.
2)      Media yang mempunyai daya input yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film slide, film, video, dan lain-lain.
c.       Dilihat dari bahan pembuatnya, media dibagi menjadi:
1)      Media sederhana
Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.
2)      Media Kompleks
Media ini adalah media yang bahan alat pembuatannya sulit diperoleh dan mahal harganya, sulit pembuatannya, dan penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai.
v Dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:
1.    Ketepatannya dalam tujuan pengajaran: media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis lebih memungkinkan digunakannya media pengajaran.
2.    Dukungan terhadap isi bahan pengajaran: bahan pengajaran yang bersifat fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.
3.    Kemudahan memperoleh media: media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. Media grafis umumnya dapat dibuat guru tanpa biaya yang mahal, disamping sederhana dan praktis penggunaannya.
4.    Ketrampilan guru dalam menggunakannya; apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan medianya, tetapi dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya. Adanya OHP, proyektor film, komputer, dan alat-alat canggih lainnya, tidak mempunya arti apa-apa, bila guru tidak dapat menggunakannya dalam pengajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran.
5.    Tersedia waktu untuk menggunakannya: sehingga media tersebut bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
6.    Sesuai dengan taraf berfikir siswa: memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa.[4]

D.    Keberhasilan belajar
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membagi menjadi tiga bagian:
1.    Ranah kognitif: berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
2.    Ranah afektif: berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3.    Ranah psikomotorik : berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, a. Gerakan refleks, b. Ketrampilan gerakan dasar, c. Kemampuan perseptual, d. Keharmonisan atau ketepatan, e. Gerakan ketrampilan kompleks, dan f. Gerakan ekspresif dan interpretatif.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.[5]






BAB III
PENUTUPAN
A.    Kesimpulan
Hemat kami, segala kegiatan belajar mengajar yang kurang memperhatikan media pembelajaran dengan baik, maka akan berdampak pada hasil pembelajarannya, sebab media pembelajaran adalah salah satu kategori tolak ukur kesuksesan belajar meskipun juga harus didukung oleh metode-metode yang guru gunakan dalam memberikan pengajaran pada siswa.
B.     Saran kritik
Bagi para pendidik yang berkeinginan untuk para siswanya mudah mengikuti pelajaran secara efektiv serta fokus dalam pelajaran maka hendaklah mengupayakan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dan latar belakang siswa. Maka dari upaya yang maksimal baik dari para pendidik maupun peserta didik untuk menggapai impian, itu akan mudah terwujudkan serta tak lupa semua itu juga tak lepas dari peran sang pembuat sekenario kehidupan jadi do’a juga termasuk kategori penting dalam upaya itu. Wallahu’alam bisshowab


















DAFTAR PUSTAKA
Machmudah, M.A, Umi dan Wahab Rosyidi, M.Pd., Abdul, ACTIVE LEARNING dalam pembelajaran Bahasa Arab,cet:1(Malang, UIN-MALANG PRESS: 2008)
Sudjana, Dr. Nana dan Rivai, Drs. Ahmad, Media Pengajaran, cet:8(Bandung, Sinar Baru algensio:2009)
Sudjana, Dr. Nana, Penilaian hasil proses Belajar Mengajar, (BANDUNG, PT REMAJA ROSDAKARYA:2009)










[3] Umi Machmudah, M.A. dan Abdul Wahab Rosyidi, M.Pd., ACTIVE LEARNING dalam pembelajaran Bahasa Arab,cet:1(Malang, UIN-MALANG PRESS,2008)hal:99
[4] Dr. Nana Sudjana, Drs. Ahmad Rivai, Media Pengajaran, cet:8(Bandung, Sinar Baru algensio:2009) hal:4-5
[5] Dr. Nana Sudjana, Penilaian hasil proses Belajar Mengajar, (BANDUNG, PT REMAJA ROSDAKARYA:2009),hal:22-23

Tidak ada komentar:

Posting Komentar