MEDIA
PEMBELAJARAN DAN KEBERHASILAN BELAJAR
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang
sangat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini
saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan
mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai
aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media pembelajaran, antara
lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respons yang diharapkan, ternasuk
karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi
utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan
oleh guru.
Pemakaian
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat, keinginan
yang baru, motivasi, rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada
tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran
dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu, sehingga yang menjadi
tujuan dari pembelajaran bisa tercapai secara maksimal. Namun dalam kesempatan ini, kami hanya akan fokuskan pada media pembelajaran
serta keberhasilan dalam belajar yang termasuk salah satu tujuan dari pemilihan
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
A.
Rumusan masalah
1.
Apa
pengertian Media pembelajaran dan keberhasilan belajar?
2.
Meliputi
apa saja aspek-aspek media pembelajaran
dan keberhasilan belajar?
B.
Tujuan Pembahasan
1.
Untuk
mengetahui pengertian Media Pembelajaran dan Keberhasilan Belajar.
2.
Untuk
mengetahui apa saja sebagian aspek Media Pembelajaran dan Keberhasilan Belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
Pengertian Media Pembelajaran dan Keberhasilan Belajar
A.
Pengertian Media Pembelajaran
Istilah media berasal dari bahasa Latin yang
merupakan bentuk jamak dari "medium" yang secara harafiah berarti
perantara atau pengantar. Banyak pakar tentang media pembelajaran yang memberikan
batasan tentang pengertian media. Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 :
2) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran
informasi”. Sedangkan pengertian media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah
“media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan
guna mencapai tujuan pembelajaran”. Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan
Eldarni (2001 : 4) yaitu : “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi
proses belajar”.
Media pendidikan merupakan bagian integral dari pembelajaran sehingga
proses belajar mengajar menjadi lebih bermutu. Karena itu media pendidikan di
sebut juga media instruksional. Dengan demikian, media pendidikan mempunyai
beberapa nilai praktis atau dapat berfungsi sebagai berikut :
a.
Media pendidikan dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi murid.
Misalnya siswa berasal dari golongan mampu memiliki pengalaman sehari-harinya
berbeda dengan golongan kurang mampu. Perbedaan ini dapat di tanggulangi dengan
mempertontonkan film, gambar, tv dan sebagainya.
b.
Media pendidikan dapat mengatasi batas-batas ruang kelas. Misalnya benda
yang di ajarkan terlalu besar atau berat bila di bawa ke ruang kelas untuk
diamati secara langsung. Maka dapat di tanggulangi dengan film, gambar
slidefilm strip dan sebagainya.
c.
Media pendidikan dapat mengatasi keterbatasan karena jarak. Apabila secara
langsung tidak dapat di amati karena terlalu kecil seperti molekul, sel atau
atom maka dapat diatasi dengan model, gambar, dan sebagainya.
d.
Media pendidikan dapat mengatasi masalah keterbatasan waktu. Apabila secara
langsung gerakan benda sulit atau tidak dapat diamati karena terlalu lambat
atau terlalu cepat, sedangkan gerakan itu menjadi pusat perhatian siswa maka
dapat digunakan film strip dan sebagainya.
e.
Media pendidikan dapat di gunakan untuk memperlihatkan hal-hal atau
peristiwa yang tidak dapat di ulang kembali atau telah terjalin dari masa
lampau. Seperti peristiwa bencana alam, tiupan angin dan sebagainya maka dapat
di gunakan film, film strip, slide dan sebagainya.
f.
Media pendidikan memungkinkan adanya kontak langsung dengan masyarakat atau
dengan alam atau lingkungannya. Misalnya dengan mengunjungi suatu tempat.
g.
Media pendidikan memberikan kesamaan dalam pengamatan terhadap sesuatu
objek.
h.
Media pendidikan dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar.
Jadi, secara umum dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari
sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah media ini sangat populer
dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasamya juga merupakan
proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut
media pembelajaran.[1]
B. Pengertian Keberhasilan Belajar
Keberhasilan secara
etimologi yaitu berasal dari kata hasil yang artinya sesuatu yang
diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha. Keberhasilan dalam kamus besar
Bahasa Indonesia adalah perihal (keadaan) berhasil.
Keberhasilan itu adalah sebuah
kemenangan, namun untuk bisa meraih yang namanya keberhasilan, maka anda harus
mempunyai keyakinan untuk itu. Keberhasilan membutuhkan keyakinan. Ketika anda
merasa yakin, maka anda secara otomatis akan memperoleh atau menghasilkan sebuah
kekuatan, ketrampilan dan juga menghasilkan suatu energi yang diperlukan untuk
sebuah keberhasilan. Ketika anda percaya dapat melakukannya, maka kembangkanlah
bagaimana anda melakukannya.
Belajar ialah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan ( Moh. Surya, 1992, 23).
Dari pengertian keberhasilan dan
belajar kita dapat mengetahui bahwa keberhasilan belajar adalah tercapainya
keadaan proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Keberhasilan
belajar bisa diketahui dengan evaluasi, karena evaluasi artinya penilaian
terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
sebuah program. Padanan kata evaluasi adalah assessment yang menurut Tardif
dkk., (1989).[2]
II. Aspek-aspek Media Pembelajaran dan Keberhasilan Belajar
A. Tujuan Media Pembelajaran dalam
Proses Belajar Mengajar
Tujuan
utama penggunaan media pengajaran adalah agar pesan atau informasi yang
dikomunikasikan tersebut dapat diserap semaksimal mungkin oleh para siswa
sebagai penerima informasi. (Soeparna, 1987:5). Dengan demikian informasi akan
lebih cepat dan mudah untuk diproses oleh peserta didik tanpa harus melalui
proses panjang yang akan menjadikannya menjadi jenuh, apalagi dalam proses
pembelajaran bahasa, dimana peserta didik dibekali ketrampilan berbahasa secara
kontinyu untuk memperoleh ketrampilan tersebut. Padahal berlatih secara
kontinyu adalah hal yang membosankan, sehingga kehadiran media sangat
diperlukan.[3]
C. Macam-macam Media
Pembelajaran dan kriteria Memilih Media Pengajaran
Secara umum, media pembelajaran dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi jika dilihat dari masing-masing
segi, diantaranya sebagai berikut.
a. Dilihat dari sifatnya,
media dapat dibagi menjadi:
1)
Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja,
atau media yang hanya memiliki insur suara, seperti radio dan rekaman suara.
2)
Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung, unsure
suara. Contohnya adalah film slide, foto, transparansi, lukisan gambar, dan
berbagai bahan yang dapat dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.
3)
Media audiovisual. Yaitu media yang selain dapat mengandung unsur suara
juga mengandung unsure gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, film,
slide suara, dan lain sebagainya.
b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dibagi
menjadi:
1) Media yang memiliki daya input yang luas dan
serentak seperti radio dan televici. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal
atau kejadian-kejadian yang actual secara serentak tanpa harus menggunakan
ruangan khusus.
2)
Media yang mempunyai daya input yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti
film slide, film, video, dan lain-lain.
c.
Dilihat dari bahan pembuatnya, media dibagi
menjadi:
1)
Media sederhana
Media ini bahan
dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan
penggunaannya tidak sulit.
2)
Media Kompleks
Media ini adalah media yang bahan alat pembuatannya
sulit diperoleh dan mahal harganya, sulit pembuatannya, dan penggunaannya
memerlukan keterampilan yang memadai.
v Dalam memilih media untuk
kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai
berikut:
1.
Ketepatannya
dalam tujuan pengajaran: media
pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah
ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis lebih memungkinkan digunakannya media pengajaran.
2.
Dukungan
terhadap isi bahan pengajaran:
bahan pengajaran yang bersifat fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi sangat
memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.
3.
Kemudahan
memperoleh media: media yang
diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu
mengajar. Media grafis umumnya dapat dibuat guru tanpa biaya yang mahal,
disamping sederhana dan praktis penggunaannya.
4.
Ketrampilan
guru dalam menggunakannya; apapun jenis
media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam
proses pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan medianya, tetapi
dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan
lingkungannya. Adanya OHP, proyektor film, komputer, dan alat-alat canggih
lainnya, tidak mempunya arti apa-apa, bila guru tidak dapat menggunakannya
dalam pengajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran.
5.
Tersedia
waktu untuk menggunakannya: sehingga media
tersebut bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
6.
Sesuai
dengan taraf berfikir siswa:
memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf
berfikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh
para siswa.[4]
D.
Keberhasilan belajar
Dalam
sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler
maupun intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom
yang secara garis besar membagi menjadi tiga bagian:
1.
Ranah
kognitif: berkenaan dengan hasil belajar
intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama
disebut kognitif tingkat rendah dan keempat berikutnya termasuk kognitif tingkat
tinggi.
2.
Ranah afektif: berkenaan
dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau
reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3.
Ranah
psikomotorik : berkenaan
dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah
psikomotoris, a. Gerakan refleks, b. Ketrampilan gerakan dasar, c. Kemampuan
perseptual, d. Keharmonisan atau ketepatan, e. Gerakan ketrampilan kompleks,
dan f. Gerakan ekspresif dan interpretatif.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian belajar. Diantara
ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru
di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi
bahan pengajaran.[5]
BAB III
PENUTUPAN
A.
Kesimpulan
Hemat kami, segala kegiatan belajar mengajar yang kurang
memperhatikan media pembelajaran dengan baik, maka akan berdampak pada hasil
pembelajarannya, sebab media pembelajaran adalah salah satu kategori tolak ukur
kesuksesan belajar meskipun juga harus didukung oleh metode-metode yang guru
gunakan dalam memberikan pengajaran pada siswa.
B.
Saran kritik
Bagi para pendidik yang berkeinginan
untuk para siswanya mudah mengikuti pelajaran secara efektiv serta fokus dalam
pelajaran maka hendaklah mengupayakan media pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan, dan latar belakang siswa. Maka dari upaya yang maksimal baik dari
para pendidik maupun peserta didik untuk menggapai impian, itu akan mudah
terwujudkan serta tak lupa semua itu juga tak lepas dari peran sang pembuat
sekenario kehidupan jadi do’a juga termasuk kategori penting dalam upaya itu. Wallahu’alam
bisshowab
DAFTAR
PUSTAKA
Machmudah, M.A,
Umi dan Wahab Rosyidi, M.Pd., Abdul, ACTIVE LEARNING dalam pembelajaran Bahasa
Arab,cet:1(Malang, UIN-MALANG PRESS: 2008)
Sudjana, Dr.
Nana dan Rivai, Drs. Ahmad, Media Pengajaran, cet:8(Bandung, Sinar Baru
algensio:2009)
Sudjana, Dr. Nana, Penilaian
hasil proses Belajar Mengajar, (BANDUNG, PT REMAJA ROSDAKARYA:2009)
http://zafar14.wordpress.com/2010/04/25/keberhasilan-belajar-dan-berbagai-upaya-untuk-memotivasi-siswa-dalam-belajar/ diakses pada tanggal:10/10/13, jam:08:25
[2]
http://zafar14.wordpress.com/2010/04/25/keberhasilan-belajar-dan-berbagai-upaya-untuk-memotivasi-siswa-dalam-belajar/
diakses pada tanggal:10/10/13, jam:08:25
[3]
Umi Machmudah, M.A. dan Abdul Wahab Rosyidi, M.Pd., ACTIVE LEARNING dalam
pembelajaran Bahasa Arab,cet:1(Malang, UIN-MALANG PRESS,2008)hal:99
[4] Dr. Nana
Sudjana, Drs. Ahmad Rivai, Media Pengajaran, cet:8(Bandung, Sinar Baru
algensio:2009) hal:4-5
[5]
Dr. Nana Sudjana, Penilaian hasil proses Belajar Mengajar, (BANDUNG, PT
REMAJA ROSDAKARYA:2009),hal:22-23
Tidak ada komentar:
Posting Komentar