Minggu, 08 Juni 2014

LINGUISTIK- BINA MAJHUL



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam memahami Al-Qur’an, banyak sekali yang salah dalam  menafsirkan ayat demi ayat, bahkan dalam memaknainya saja. Hal ini mengakibatkan  pemahaman mereka kurang sempurna atau bahkan salah kaprah. Maka seyogyanya bagi seseorang yang benar-benar ingin mendalami Al-Qur’an mengetahui kaidah-kaidah dasar dalam bahasa arab, khususnya bagi para santri, yang biasanya ketika terjun di lapangan menjadi rujukan atau patokan bagi para orang awam.

B.     Tujuan Masalah

Dengan  mempelajari kaidah-kaidah bahasa arab, maka seseorang akan dengan mudah memaknai beberapa rentetan kalimat. Terlebih  kalimat yang ada dalam Al-Qur’an yang sebagai pedoman umat islam, maka dengan adanya kaidah ini akan sangat membantu  seseorang menafsirkan nya dengan benar , yang kemudian  menjalar pada kebenaran ucapan maupun keyakinan dan bentuk pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari.

 BAB II

PEMBAHASAN
A.    Kata Verba Pasif ( Fi’il Bina’ Majhul )
Yaitu lafadz yang tidak disebutkan fa’ilnya dalam suatu kalimat, bahkan fa’ilnya itu dilempar untuk tujuan-tujuan tertentu.[1]
Mengenai adanya kalimat  pasif dalam BA, Keraf (1991: 103) ketika menjelaskan masalah pasif secara universal,  memberikan contoh pasif  BA  sebagai berikut:
 قتلت          = engkau dibunuh
قتلت           = saya dibunuh
Dalam tata BA, konstruksi-konstruksi di atas dikenal dengan nama  jumlah mabniyyah li al-majhuli. Sedangkan verbanya disebut al-fi’lu al-mabniyy li al- majhul. Apa yang dikemukakan oleh Keraf di atas menunjukkan bahwa, baik dalam BA maupun dalam BI, terdapat apa yang disebut kalimat pasif.[2] Dan dalam kalimat pasif harus ada sesuatu (subjek) yang dikenai suatu pekerjaan.

Sedangkan sesuatu yang dikenai pekerjaan tersebut dalam sintaksis BA dinamakan dengan Naibul Fa’il yakni isim yang dibaca rafa’, yang fa’ilnya tidak disebutkan dan isim tersebut menempati tempat fa’il. Karena itu ia berubah menjadi rofa’ yang semula nashab dan menjadi pokok kalimat, yang semula menjadi pelengkap, sehingga tidak boleh dibuang dan tidak boleh mendahului fi’ilnya.[3]
B.    Ketentuan Kata Kerja Pasif ( Fi’il Bina’ Majhul )[4]
1.      Apabila Naibul fa’ilnya berupa muannats, baik tatsniyah dan jama’ muannats salim, maka fi’ilnya harus diberi tanda muannatsضربت اختي
2.      Apabila Naibul Fa’ilnya  berupa tatsniyah atau jamak (selain jamak muannats salim), maka fi’il tidak boleh diberi tanda tatsniyah atau jamak (tetap mufrod). Contoh :
ادخل الاولاد فى البيت
C.    Bentuk Kata Kerja Pasif ( fi’il Bina’ Majhul )[5]
1.      Apabila berupa fi’il madly, maka : U (dlommah) – I (kasrah)[6]
Ø  Apabila huruf sebelum akhir berupa alif / bina’ ajwaf ( selain Sudasi) maka, alifnya diganti dengan ya’. Lalu dikasrah huruf sebelumnya yang berharakat contoh : _بيع,كال_كيل  باع
Ø  Apabila sudasi, maka alifnya diganti dengan ya’, didlommah huruf hamzah serta  huruf ketiganya dan huruf sebelum ya; tersebut dikasrah.استتاب_استتيب,استماح_استميح
Ø  Apabila dari fi’il khumasi yang huruf pertamanya berupa ta’ zaidah, maka huruf yang pertama dan kedua dibaca dlommah.contoh : تكلم به.[7]
Ø  Apabila fi’il madly yang berbentuk tsulatsi bina’ ajwaf bersambung dengan dlomir rafa’ mutaharrek yang ketika mabni ma’lum didlommah huruf awalnya, maka ketika mabni majhul diharakati kasrah, supaya tidak terjadi kerancuan_contohزرت_زرت
Ø  Apabila ketentuannya sama dengan diatas, tapi huruf awalnya dikasrah, maka didlommah ketika berbina’ majhul.[8]بعت _بعت  
Ø  Apabila huruf pertama fi’il madly tersebut berupa ta’ tambahan, maka harus didlommah beserta huruf yang kedua, contoh :تكسر_تكسر
Ø  Apabila huruf pertama fi’il madly tersebut berupa hamzah washal, maka huruf pertama dan ketiga harus didlommah, contoh : اجتمع_اجتمع
2.       Apabila berupa fi’il mudlori’, maka : U (dlommah) – A (fathah )
Ø  Apabila huruf sebelum akhir berupa huruf mad, maka huruf mad diganti dengan huruf alif. Contoh :  يقول_ يقال,يبيع_يباع,يستطيع_يستطاع
D.    Tujuan Kalimat Verba Pasif (Fi’il Bina’ Majhul)
1.      Untuk menyingkat kalimat (ijaz), karena menganggap mustami’ (pendengar) pintar.[9]
2.      Fa’ilnya telah diketahui. Contoh : وخلق الانسان ضعيفا
3.      Fa’ilnya tidak diketahui. Contoh : سرقت الاطعمة
4.      Adanya rasa takut pada fa’il. contoh : ضرب ابن اخيك بالامس
5.      Untuk merahasiakan. Contoh : ركبت السيارة
6.      Tidak perlu menyebutkan,Contoh : واذا حييتم بتحية
 BAB III

PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kata verba pasif adalah lafadz yang tidak disebutkan fa’ilnya dalam suatu kalimat, bahkan fa’ilnya itu dilempar untuk tujuan-tujuan tertentu
·         Ketentuan kata kerja pasif
ü Apabila Nabiul fa’ilnya berupa muannats, maka fi’ilnya harus diberi tanda muannats.
ü Apabila Naibul Fa’ilnya  berupa tatsniyah atau jamak (selain jamak muannats salim), maka fi’il tidak boleh diberi tanda tatsniyah atau jamak (harus tetap mufrod).
·        Bentuk Kata Kerja Pasif ( fi’il Bina’ Majhul )
§  Apabila berupa fi’il madly, maka : U (dlommah) – I (kasrah). Dan masih ada ketentuannya lagi untuk fi’il madly.
§  Apabila berupa fi’il mudlori’, maka : U (dlommah) – A (fathah). Dan masih ada ketentuan pula untuk fi’il mudlori’.
Dalam membuat fi’il mabni majhul terdapat banyak tujuan di antaranya adalah untuk ijaz, fa’ilnya sudah diketahui, dan sebagainya.
B.      Kritik dan Saran
Subhanallah Wal Hamdulillah...
Demikianlah sekilas pembahasan tentang “Kata Verba Pasif Bahasa Arab ”, semoga bisa bermanfaat untuk kita semua dan kami harap kritik yang membangun dari dosen pada khususnya dan teman-teman pada umumnya demi perbaikan makalah kami, karena keterbatasan  referensi yang ada,  juga karena kami sadar makalah kami masih jauh dari kesempurnaan, tiada gading yang tak retak, tapi perlu digarisbawahi dan selalu diingat bahwa “ربنا ما خلقت هذا باطلا”.....!!

KEPUSTAKAAN
Al- Gholayyin, As-Syaikh Musthofa, Jami’ul Ad-Durus Al-Arabiyah
An-Nadwi, Drs. M Maftuhin Sholeh, , Lc,terjemah Nadlom Maqsud          
Muhammad Arra’ini, Syekh Syamsuddin, Terjemah Mutammimah Al- Jurumiyah
 
Sintaksis : Kalimat Pasif Bahasa Arab

Makalah Ini di Ajukan Dalam Tugas
Mata Kuliah Linguistik

Dosen Pengampu:
Abdul Qodir, M. Pd.
Oleh :
Nur Lailatus Shofa

PROGRAM  STUDI  PENDIDIKAN  BAHASA  ARAB
SEKOLAH TINGGI ISLAM BANI FATTAH
TAMBAKBERAS JOMBANG
2012


[1] As-Syaikh Musthofa Al- Gholayyin, Jami’ul Ad-Durus Al-Arabiyah , hal. 34
[2] http://daysubangkit.wordpress.com/2011/10/03/verba-pasif-bahasa-arab-tinjauan-linguistik-modern/
[3] Syekh Syamsuddin Muhammad Arra’ini, Terjemah Mutammimah Al- Jurumiyah,h. 114
[4] Ibid.
[5] As-Syaikh Musthofa Al- Gholayyin, Jami’ul Ad-Durus Al-Arabiyah , hal. 34
[6] http://at-turats.com/id/karakteristik-bahasa-arab/
[7] Drs. M. Maftuhin Sholeh an-Nadwi, Lc,terjemah Nadlom Maqsud,h.23
[8] As-Syaikh Musthofa Al- Gholayyin, Jami’ul Ad-Durus Al-Arabiyah , hal. 34
[9] Ibid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar