BAB I
PEMBUKAAN
A.
Latar
Belakang
Kepemimpinan
merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menejemen berbasis sekolah.
Kepemimpinan berkaitan dengan masalah kepada sekolah dalam meningkatkan
kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan para guru dalam
situasi yang kondusif.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian menejemen?
2. Bagaimana gaya kepemimpinan pendidikan itu?
3. Apa fungsi supervisi itu?
C.
Tujuan
Perumusan
1.
Untuk
mengetahui pengertian menejemen
2.
Untuk
mengetahui gaya kepempinan pendidikan
3.
Untuk
mengetahui fungsi supervisi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Menejemen
Ada beberapa pendapat yang dikemukakan mengenai
menejemen, oleh para ahli diantaranya:
·
Proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau
kelompok dalam usaha ke arah
kelompok dalam usaha kearah pencapaian tujuan
dalam situasi tertentu. Sutisna (1993)
·
Kemampuan
untuk menggerakan, mempengaruhi, memotivasi, menyuruh, memerintah, melarang,
dan menghukum (kalau perlu), serta membina dengan maksud agar manusia sebagai
media menejemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara
efektif dan efisien. Soepardi (1988)[1]
B.
Gaya Kepemimpinan Pendidikan
Gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan pemimpin dalam
mempengaruhi para pengikutnya.
Gaya
kepemimpinan merupakan suatu yang pola berperilaku seorang pemimpin yang
khaspada saat mempengaruhi anak buahnya, apa yang dipilih oleh pemimpin untuk
dikerjakan, cara pemimpin bertindak
dalam mempengaruhi anggota kelompok membentuk gaya kepemimpinannya. Secara
teoris telah banyak dikenal gaya kepemimpinan, namun gaya mana yang terbaik
tidak mudah untuk ditentukan. Untuk memahami gaya kepemimpinan, sedikitnya
dapat dikaji dengan pendekatan sebagai berikut:
a) Love
approach (pendekatan kasih sayang) =
Sebagaimana
dalam QS. Ali Imran 159 (maka disebabkan rahmat dari Allah–lah kamu berlaku
lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarohlah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal padaNya)
menampilkan beberapa kepemimpinan efektif, sebagaimana yang diungkapkan oleh
Djalaludin (2007) antara lain kelemah lembutan lawan dari sikap keras dan
kasar. Layyin (kelemah-lembutan yang menjadi kepemimpinan Rosulullah itu adalah
kelapangan dada dan keluhuran akhlak dalam berinteraksi dengan kaum mu’minin,
serta kelapangan dada menghadapi penolakan orang-orang musyrik. Kelemah
lembutan itu ternyata menjadi factor penting bagi keberhasilan dakwah Rasulullah
SAW.[2]
b) Leadership by example approach (pendekatan
keteladanan)
Teladan, berarti panutan (uswah) begitulah kata Abduh
(2005). Orang yang mampu merubah retorika kosong menjadi perbuatan fakta, dan
mengubah kata-kata bisu menjadi tindakan dan kenyataan. Al-Qur’an mengecam
orang-orang yang menyuruh orang lain berbuat kebaikan sementara mereka lupa
dengan dirinya sendiri. Begitulah ketika Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an
sebagai berikut:
”Mengapa kamu
suruh orang lain (mengerjakan)kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)
mu sendiri, padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)?maka tidaklah kamu
berfikir?” (QS. Al- Baqoroh:4)
c) Appreciation Approach (pendekatan apresiasi)
apresiasi seorang pemimpin sangat dibutuhkan untuk
penyeimbangan antara control dan motivasi yang harus tetap tumbuh pada setiap
diri elemen organisasi. Karena itu, apresiasi harus seimbang antara apresiasi
harus seimbang antara apresiasi positif dan negatif, tentunya tetap denagn
melihat porsinya masing-masing.
d) Brotherhood and Humanity Approach (pendekatan
persaudaraan dan kemanusiaan).
Melaui
proses-proses sebagai berikut:
a)
Ta’aruf (saling mengenal) bukan tanafur (saling bermusuhan) menjadi
hubungan kemanusiaan. Terkadang akan muncul akan kendala yang membuat proses
ta’aruf ini tercemardan tidak mampuh member pengaruh positif. Djalaludin (2007) mengatakan Islam
mengajarkan bahwa hidup itu tidak sendiri. Seseorang itu tidak mampu hidup
wajar tanpa orang lain.
b)
Ta’awun yang didasari oleh ikatan ukhuwah Islamiyah. Djalaludin
(2007) mengatakan berukhuwah itu mengandung arti bahwa orang lain berhak
memiliki hak yang menjadi kewajibannya. Orang lain berhak untuk dibela ketika menghadapi masalah, berhak dibantu
ketika berada dalam kesulitan, sebagaimana kita berharap pembelaan dan bantuan
orang lain saat menghadapi masalah dan kesulitan.[3]
C.
Fungsi Supervisi
Fungsi
–fungsi supervisi pendidikan yang sangat penting diketahui para pemimpin
pendidikan termasuk kepala sekolah, adalah sebagai berikut:
1.
Dalam
bidang kepemimpinan
a.
Menyusun
rencana dan policybersama.
b.
Mengikutsertakan
anggota-anggota kelompok (guru-guru, pegawai) dalam berbagai kegiatan.
c. Memberikan bantuan kepada anggota kelompok dalam menghadapi dan memecahkan
persoalan-persoalan.
d. Membangkitkan dan memupuk semangat kelompok, atau memumuk moral yang tinggi
kepada anggota kelompok.
e. Mengikutsertakan semua anggota dalam menetapkan putusan-putusan.
f. Membagi-bagi dan mendelegasikan wewenang dan tanggungjawab kepada anggota
kelompok, sesuai dengan fungsi dan kecakapan masing-masing.
g.
Mempertinggi
daya kreatif pada anggota kelompok.
h.
Menghilangkan
malu dan rasa rendah diri pada anggota kelompok sehingga mereka berani
mengemukakan pendapat demi kepentingan bersama.
2.
Dalam
hubungan kemanusiaan
a.
Memanfaatkan
kekeliruan dan kesalahan-kesalahan yang dialaminya untuk dijadikan pelajaran
demi perbaikan selanjutnya, bagi diri sendiri maupun anggota kelompoknya.
b.
Membantu
mengatasi kekurangan ataupun kesulitan yang dihadapi anggota kelompok, seperti
dalam hal kemalasan, merasa rendah diri, acuh tak acuh, pesimistis, dan
sebagainya.
c. Mengarahkan anggota kelompok kepada sikap-sikap yang demokratis.
d. Memupuk rasa saling menghormati diantara sesama anggota kelompok dan sesama
manusia.
e. Menghilangkan rasa curiga mencurigai antara naggota kelompok.
3.
Dalam
pembinaan proses kelompok.
a.
Mengenal
masing-masing pribadi kelompok, baik kelemahan maupun kemampuan masing-masing.
b. Menimbulkan dan memelihara sikap percaya-mempercayai antara sesama anggota
maupun antara anggota dan pimpinan.
c.
Memupuk
sikap dan kesediaan tolong-menolong.
d.
Memperbesar
rasa tanggungjawab para anggota kelompok.
e. Bertindak bijaksana dalam menyelesaikan pertentangan atau perselisihan
pendapat diantara anggota kelompok.
f. Menguasai teknik-teknik memimpin rapat dan pertemuan-pertemuan lainnya.
4.
Dalam
bidang administrasi personel.
a. Memilih personel yang memiliki syarat-syarat dan kecakapan yang diperlukan
untuk suatu pekerjaan.
b.
Menetapkan
personel pada tempat adan tugas yang
sesuai dengan kecakapan dan kemampuan masing-masing.
c. Mengusahakan susunan kerja yang menyenangkan dan meningkatkan daya kerja
serta hasil maksimal.
5.
Dalam
bidang evaluasi
a. Memahami dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan secara khusus dan terinci.
b. Menguasai dan memiliki norma-norma atau ukuran-ukuran yang akan digunakan sebagai
kriteria penilaian.
c. Menguasai teknik-teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang
lengkap, benar dan dapat diolah menurut norma-norma yang ada.
d. Menafsirkan dan menyimpulkan hasil-hasil penilaian sehingga mendapat
gambaran tentang kemngkinan-kemungkinan untuk mengadakan perbaikan-perbaikan.
Jika fungsi-fungsi supervisi diatas benar-benar dikuasai dan dijalankan
dengan sebaik-baiknya oleh setiap pemimpin pendidikan termasuk kepala sekolah
terhadap para anggotanya, maka kelancaran jalannya sekolah atau lembaga dalam
pencapaian tujuan pendidikan akan lebih terjamin.[4]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ø Pengertian Menejemen
Diambil dari salah satu tokoh;
Kemampuan untuk menggerakan, mempengaruhi, memotivasi, menyuruh,
memerintah, melarang, dan menghukum (kalau perlu), serta membina dengan maksud
agar manusia sebagai media menejemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan
administrasi secara efektif dan efisien. Soepardi (1988).
Ø Gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan pemimpin dalam
mempengaruhi para pengikutnya.
sedikitnya
dapat dikaji dengan pendekatan sebagai berikut:
a) Love approach (pendekatan kasih sayang)
b) Leadership by example
approach (pendekatan keteladanan)
c) Appreciation Approach (pendekatan apresiasi)
d) Brotherhood and
Humanity Approach (pendekatan persaudaraan dan kemanusiaan).
Ø Fungsi–fungsi supervisi pendidikan yang sangat penting diketahui
para pemimpin pendidikan termasuk kepala sekolah, adalah sebagai berikut:
a.
Dalam
bidang kepemimpinan
b.
Dalam
hubungan kemanusiaan
c.
Dalam
pembinaan proses kelompok.
d.
Dalam
bidang administrasi personel.
e.
Dalam
bidang evaluasi
B.
KRITIK SARAN
Kepemimpinan yang paling sempurna adalah kepemimpinan Nabi agung
Muhamad SAW. dimana uswah-uswa beliau pada para pengikutnya terlebih para
pemimpin setelahnya, baik dari segi ucapan, tingkah, dan lain
sebagainyasangatlah bijaksana dan mengedepankan kejujuran dalam segalanya. Maka
hendaklah kita sebagai seorang hamba Allah yang dibawahi oleh beliau megikuti
sunnah-sunnah beliau. wallahu”alam bishowab
DAFTAR
PUSTAKA
Mulyasa, E,
Memegemen Berbasis Sekolah, 2006 (Bandung, PT Remaja Rosydakarya)
Yunus , Lulail,
jamal, Leadership Model (Malang: UIN-Malang Press)
Purwanto, M. Ngalim, Administarasi dan Supervisi Pendidikan,
2008, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya))
[1]
Dr. E. Mulyasa, M.Pd, Memegemen Berbasis Sekolah, (Bandung, PT Remaja
Rosydakarya, 2006) hal: 107-108
[2]
dr. jamal Lulail Yunus, S.E, M.M, Leadership Model (Malang: UIN-Malang
Press)hal:146)
[3]
Ibid, hal: 146-179
[4]
DRS. M. Ngalim Purwanto, MP., Administarasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2008, hal.86-87.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar