Rabu, 27 Agustus 2014

prinsip evaluasi BP dan tekniknya



BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program.[1]Selain merupakan suatu proses, pelayanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bertujuan sehingga untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan perlu dievaluasi. Evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau nilai berdasarkan kriteria tertentu (Nana Sudjana, 1990). Evaluasi juga bisa bermakna upaya menelaah atau menganalisis program layanan BK yang telah dan sedang dilaksanakan untuk mengembangkan dan memperbaiki program bimbingan secara khusus dan program pendidikan di sekolah (termasuk madrasah) secara umum (Moh. Surya dan Rochman Natawidjaja: 1986).[2]

B.            Rumusan Masalah
1.      Apakah prinsip evaluasi BP?
2.      Apakah tehnik evaluasi BP?
3.      Bagaimanakah kriteria evaluasi BP?

C.           Tujuan Pembahasan
1.      Mengetahui prinsip evaluasi BP
2.      Mengetahui tehnik evaluasi BP
3.      Memahami kriteria evaluasi BP


BAB II
PEMBAHASAN
A.           Prinsip Evaluasi BP
Di dalam buku-buku yang membicarakan evaluasi program disebutkan bahwa orang yang melakukan evaluasi (evaluator)
dalam kegiatan program dapat orang-orang dari dalam (orang yang ikut terlibat dalam kegiatan), dan dapat pula orang dari luar (orang yang tidak ikut terlibat dalam kegiatan).[3]
Membuat evaluasi berarti membentuk pendapat mengenai efisiensi dan efektivitas dari segala usaha mencapai suatu tujuan dengan menggunakan standar atau kriteria tertentu sebagai patokan. Dalam hal membuat evaluasi terhadap program bimbingan diselidiki apakah rangkaian kegiatan bimbingan membawa efek-efek yang diharapkan sesuai dengan aneka tujuan yang telah ditetapkan untuk berbagai kegiatan itu, dengan menerapkan serangkaian kriteria tertentu menjadi dasar penilaian terhadap efektivitas program bimbingan. Untuk dapat mengetahui efektivitas seluruh kegiatan bimbingan, mutlak perlu diadakan evaluasi secara obyektif dengan mengumpulkan data yang dapat diandalkan dan menerapkan kriteria yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian adanya pelayanan bimbingan di institusi pendidikan dapat dibuktikan manfaat dan kegunaannya, sehingga semua pihak yang menginvestasikan tenaga dan dana dapat diyakinkan bahwa investasi itu tidak percuma (accountability).[4]
Evaluasi terhadap program pelayanan BK selain untuk mengetahui keberhasilan proses, pencapaian tujuan, juga untuk melakukan follow up misalnya untuk perbaikan program BK, sehingga pada gilirannya akan dapat meningkatkan mutu atau kualitas pelayanan BK itu sendiri baik di sekolah maupun madrasah.[5]
Untuk memenuhi tujuan dan, fungsi pelaksanaan evaluasi program bimbingan dan konseling diperlukan adanya pelaksanaan evaluasi yans baik. Artinya kegiatan evaluasi program bimbingan dan konseling harus memenuhi aturan dan memperoleh hasil yang dapat digunakan untuk mempertimbangkan langkah selanjutnya. Karena itu, pelak­sanaan evaluasi program bimbingan dan konseling hendaknya memperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut:
1.      Kejelasan tujuan yang akan dicapai dalam suatu kegiatan evaluasi.
2.      Memerlukan adanya kriteria pengukuran.
3.      Melibatkan pihak yang betul-betul memahami tentang konsep dasar bimbingan dan konseling secara kom-prehensif.
4.      Menuntut umpan balik dan tindak lanjut, sehingga hasil evaluasi dapat digunakan untuk membuat kebijakan/ keputusan.
5.      Kegiatan evaluasi program bimbingan dan konseling bukan merupakan kegiatan yang bersifat insidental, tetapi merupakan proses kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan.[6]

B.            Tehnik Evaluasi BP
Secara umum pelayanan bimbingan (misalnya konseling) terdiri atas tiga tahap, yaitu pendahuluan, inti dan penutup. Berkenaan dengan tahapan-tahapan tersebut, evaluasi layanan BK bisa dilakukan secara proses atau evaluasi proses (formatif) dan evaluasi hasil (sumatif). Dalam evaluasi proses, yang dievaluasi adalah proses pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dari mulai perencanaan hingga pelaksanaan. Apakah perencanaan telah dilakukan secara baik, apakah keseluruhan proses layanan bimbingan dan konseling berjalan lancar tanpa kendala atau hambatan, merupakan pertanyaaan yang berkenaan dengan evaluasi proses. Selama proses bimbingan berlangsung, pembimbing melakukan evaluasi atau penilaian. Evaluasi proses bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi proses dan pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas proses bimbingan itu sendiri. Dalam evaluasi hasil, yang dievaluasi adalah hasil-hasil yang telah dicapai dari pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan sesuai tujuan yang telah ditetapkan dengan kriteria-kriteria seperti disebutkan diatas.[7]
Evaluasi produk dan evaluasi proses bersifat komplementer, yaitu saling melengkapi. Evaluasi produk hanya meninjau efeknya saja dan tidak memandang proses yang mendahului timbulnya efek itu. Seandainya produk yang dihasilkan kurang memuaskan, masih harus diteliti apa sebab produk itu kurang memuaskan; hal itu dapat ditemukan dengan menyoroti proses membimbing-dibimbing secara kritis. Peninjauan evaluative terhadap proses dapat menemukan sejumlah kelemahan tertentu yang menjadi factor penyebab utama hasilnya kurang memuaskan. Dengan demikian, evaluasi proses dapatlah menemukan sumber kelemahan dalam perencanaan program bimbingan, dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan bimbingan, dalam pengerahan unsur tenaga bimbingan, dalam supervise dan koordinasi yang diadakan oleh coordinator bimbingan, dalam persediaan dan penggunaan aneka sarana material serta teknis, dalam kerja sama antara sesame tenaga bimbingan, dan dalam pengelolaan administrasi (tata usaha) bimbingan.[8]

C.           Kriteria Evaluasi BP
Penetapan kriteria relevan sebagai patokan dalam evaluasi program sudah lama merupakan persoalan yang belum terpecahkan secara tuntas. Kriteria yang ditetapkan harus selaras dengan semua tujuan diadakannya program bimbingan, namun tidak harus selalu sama antara institusi pendidikan yang satu dengan yang lain karena tujuannya pun kerap berbeda.[9]
Kriteria atau patokan yang dipakai untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan siswa dan pihak-pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung berperan membantu siswa memperoleh perubahan perilaku dan pribadi ke arah yang lebih baik. Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, penilaian diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektivan layanan bimbingan yang telah dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat diketahui sampai sejauh mana derajat keberhasilan kegiatan layanan bimbingan.Berdasarkan informasi ini dapat ditetapkan langkah-langkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan program selanjutnya.[10]
Terdapat ciri yang melekat pada program BK. Ciri tersebut dapat dijadikan indikasi awal dalam menilai mutu program bimbingan. Ada ciri internal dan ciri eksternal dalam bimbingan dan konseling.
1.      Ciri eksternal
a.       Rasio konselor. Beban kerja dengan perbandingan yang demikian memungkinkan sesorang konselor untujk memberikan layanan yang memadai.
b.      Tenaga bimbingan memiliki kualifikasi pendididkan yang relevan di bidang bimbingan dan konseling.
c.       Program bimbingan dan konseling didukung oleh sarana material dan teknis yang mencukupi.
d.      Pelayanan bimbingan dan konseling menjangkau seluruh populasi siswa dan tidak terbatas pada kelompok siswa atau tingkatan tertentu.
e.       Memiliki rencana program yang jelas dan tertuang dalam suatu dokumen tertulis.
2.      Ciri internal
a.       Program bimbingan dan konseling bersumber pada kebutuhan siswa yang nyata dan realistis, mempertimbangkan tugas-tugas perkembangan siswa yang berkaitan dengan segi pribadi, social, budaya, dan ekonomi masyarakat sekarang serta disusun melalui analisis corak kehidupan siswa dan masyarakat umumnya.
b.      Sifat bimbingan yang menonjol adalah preventif dan developmental banyak pendampingan demi perkembangan siswa. Banyak kegiatan bimbingan diberikan sebagai usaha pencegahan dan pendampingan demi perkembangan siswa. Bimbingan tidak terbatas layanan yang bersifat korektif saja (focus hanya pada siswa bermasalah saja).
c.       Seluruh program diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang sudah ditetapkan.
d.      Berbagai layanan diberikan seimbang dengan memperhatikan rasio program.
e.       Stabilitas pelayanan kepada siswa terjamin.
f.       Mundunrnya salah seorang tidak mengakibatkan “kegoncangan” dalam pelayanan BK.
g.      Terdapat fleksibelitas dalam pengelolaan program perubahan yang diperlukan dapat direalisasikan tanpa menggoncangkan tenaga bimbingan atau membingungkan siswa.
h.      Staf bimbingan memiliki semangat kerja yang tinggi, membuktikan pandangan.
i.        Koordinator membuktikan dirinya sebagai orang yang berkualifikasi secara akademik dan mampu mengkoordinasi seluruh program kegiatan dan mampu membina hubungan antar pribadi dengan rekan seprofesi.[11]
Adanya ciri-ciri tersebut sebetulnya belumlah membuktikan bahwa program bimbingan efisien dan efektif tetapi menjadi berbagai indikasi awal yang dapat membantu dalam membentuk pendapat evaluative tentang mutu program bimbingan.[12]


BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
v  Prinsip-prinsip evaluasi program BP:
1.      Kejelasan tujuan yang akan dicapai dalam suatu kegiatan evaluasi.
2.      Memerlukan adanya kriteria pengukuran.
3.      Melibatkan pihak yang betul-betul memahami tentang konsep dasar bimbingan dan konseling secara kom-prehensif.
4.      Menuntut umpan balik dan tindak lanjut, sehingga hasil evaluasi dapat digunakan untuk membuat kebijakan/ keputusan.
5.      Kegiatan evaluasi program bimbingan dan konseling bukan merupakan kegiatan yang bersifat insidental, tetapi merupakan proses kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan.
v  Dalam evaluasi proses, yang dievaluasi adalah proses pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dari mulai perencanaan hingga pelaksanaan. Sedangkan Dalam evaluasi hasil, yang dievaluasi adalah hasil-hasil yang telah dicapai dari pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan sesuai tujuan yang telah ditetapkan dengan kriteria-kriteria seperti disebtkan diatas.
v  Kriteria atau patokan yang dipakai untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan siswa dan pihak-pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung berperan membantu siswa memperoleh perubahan perilaku dan pribadi ke arah yang lebih baik.
B.            Saran
Pelaksanaan evaluasi terhadap program Bimbingan Penyuluhan dan Bimbingan Konseling merupakan suatu keharusan meski dengan berabagai kekurangan yang ada pada kriterianya.


DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Prof. Dr. Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,  2009, Jakarta: Bumi Aksara.
Drs. Tohirin, M. Pd., Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah (Berbasis Integrasi) , 2011, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rahman, Fathur. Modul Ajar Pengembangan Dan Evaluasi Program BK, ____, Yogyakarta: ____.
W. S. Winkel S. J., M. Sc., & Dr. M. M. Sri Hastuti M. Si., Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan, ____, Yogakarta: Media Abadi.



[1] Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, Hal: 290.
[2] Drs. Tohirin, M. Pd., Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah (Berbasis Integrasi), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011, Hal: 347.
[3] Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, Hal: 294.
[4] W. S. Winkel S. J., M. Sc., & Dr. M. M. Sri Hastuti M. Si., Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan, Yogakarta: Media Abadi, ____, Hal: 821.
[5] Drs. Tohirin, M. Pd., Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah (Berbasis Integrasi), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011, Hal: 348-349.
[7] Op.Cit, Hal: 353
[8] W. S. Winkel S. J., M. Sc., & Dr. M. M. Sri Hastuti M. Si., Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan, Yogakarta: Media Abadi, ____, Hal: 823.
[9]Ibid, Hal: 827.
[11] Fathur Rahman, Modul Ajar Pengembangan Dan Evaluasi Program BK, Yogyakarta:____,____, Hal: 34-35.
[12]W. S. Winkel S. J., M. Sc., & Dr. M. M. Sri Hastuti M. Si., Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan, Yogakarta: Media Abadi, ____, Hal: 825

Tidak ada komentar:

Posting Komentar